@mastersthesis{digilib63448, month = {November}, title = {POLIGAMI KIAI DALAM KONSTRUKSI SOSIAL: ANALISIS TRIAD DIALEKTIKA TERHADAP RESPONS MASYARAKAT KABUPATEN BANGKALAN MADURA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 21203012122 Moh Hilal, S.H.}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dr. Faturrachman. S. Ag., M.SI.}, keywords = {nilai religiusitas; Kiai; konstrksi sosial; Peter L Berger dan Thomas Luckman}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63448/}, abstract = {Poligami merupakan suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan beberapa orang perempuan secara bersamaan. Poligami masih dipraktikkan oleh masyarakat Kabupaten Bangkalan khususnya dilakukan oleh seorang kiai yang ada di Kabupaten tersebut, poligami dianggap suatu kesempurnaan hidup seorang kiai dan merupakan suatu keharusan seorang kiai untuk melakukan poligami. Bahkan jika ada seorang kiai yang masih belum atau tidak melakukan poligami maka kiai tersebut oleh masyarakat tidak dianggap seorang kiai melainkan hanya dianggap lora (gus). Seperti apa pandangan masyarakat kabupaten Bangkalan melihat praktik poligami yang dilakukan oleh seorang kiai serta mengapa masyarakat Kabupaten Bangkalan menganggap praktik poligami yang dilakukan oleh seorang kiain mempunyai nilai religiusitas tinggi hingga menimbulkan suatu pemahaman bahwa poligami seorang kiain merupakan suatu hal yang baik. Kerangka teori yang digunakan adalah konstruksi sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman yang mengatakan bahwa perubahan atas konstruksi sosial adalah buah dari pemikiran manusia melalui tiga proses triad dialektika realitas sosialnya yaitu yang terdiri dari eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan hukum empiris, sementara sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang memaparkan hasil dari penelitian secara umum yang berupa hasil wawancara dari 30 informan yang terdiri dari 10 kiai (tokoh masyarakat), 10 masyarakat Kabupaten Bangkalan dan 10 mahasiswa/Dosen yang berasal dari Bangkalan. Hasil dari penelitian ini adalah pandangan masyarakat dalam melihat praktik poligami yang dilaukan oleh seorang Kiai terbagi menjadi dua bagian. Pertama yang setuju dengan praktik tersebut karena poligami diperbolehkan dalam al-Qur?an dan juga merupakan sunah Nabi, poligami juga sebagai bentuk keharusan bagi seorang Kiai karena kemampuannya dalam melayani masyarakat hingga masyarakat berkeyakinan bahwa poligami kiai merupakan suatu kebaikan yang memiliki nilai religiusitas tinggi. Kedua masyarakat yang tidak setuju karena menganggap poligami sebagai solusi bukan sebagai opsi yang terjadi karena problem sosial. Praktik poligami di Kabupaten Bangkalan terjadi secara berulang yang dikuatkan dengan kajian-kajian keagamaan yang dilakukan oleh para kiai dengan legitimasi agama baik dilakukan melalui instansi pendidikan dan pengajian umum, sehingga lambat laun mempegaruhi pemikiran masyarakat secara luas.} }