eprintid: 63696 rev_number: 12 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/06/36/96 datestamp: 2024-02-13 06:59:50 lastmod: 2024-02-13 06:59:50 status_changed: 2024-02-13 06:59:50 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Rizman Mahmud, NIM.: 20105050020 title: PEMAKNAAN HADIS TENTANG CADAR MENURUT MUHAMMAD AL-GAZALI (Studi Atas Kitab As-Sunnah An-Nabawiyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadis) ispublished: pub subjects: 2x2.1 subjects: hij_ab divisions: jur_ih full_text_status: restricted keywords: Cadar; pakaian muslimah; niqab note: Pembimbing: Dr. Muhammad Akmaluddin, M.S.I abstract: Kontribusi yang signifikan dalam pemikiran hadits, khususnya dalam upaya memahami pemahaman Hadīst Nabi, telah dikemukakan oleh Muhammad al-Gazālī , beliau merupakan seorang cendikiawan sekaligus sebagai ulama kontemporer. Ia merupakan cetusan dari Universitas tertua di dunia Al-Azhar Mesir, yang telah melahirkan berbagai karyanya salah satunya adalah as-Sunnah an-Nabawiyyah Baina Ahl Fiqh wa Ahl al-Hadīs yang berhasil menjadi buku terlaris dan juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam kitab tersebut, sikap Muhammad al-Gazālī dalam menilai dan memahami Hadīs dapat dilihat, ia mempunya khas tersendiri dalam melakukan pendekatan pada penilaian dan memahami Hadīs Nabi yang mana ia tidak tertaut pada persyaratan ulama lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi pemikiran Muhammad al-Gazālī dalam memahami Hadīs tentang cadar dalam kitab as-Sunnah an-Nabawiyyah Baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadīs. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) untuk mencapai titik dari penelitiaan ini, maka dalam prosesnya penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber bacaan, baik primer maupun sekunder. Adapun sumber data primer penulis menngunakan kitab as-Sunnah an-Nabawiyyah Baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadīs. Hasil temuan dari penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, Perdebatan seputar penggunaan cadar terus bergulir di kalangan ulama, akademisi, dan masyarakat. Tidak adanya pedoman yang pasti, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad al-Gazālī, memunculkan kontroversi terkait makna Hadīs yang tidak qat’i mengenai penutupan wajah. Dalam as-Sunnah an-Nabawiyyah baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadīs, al-Gazālī menegaskan bahwa cadar bukan bagian dari ibadah, melainkan tradisi warisan. Penelitian ini menyajikan analisis mendalam terhadap perdebatan ini, dengan merujuk pada Alquran, Hadīs dan pandangan fuqaha serta peneliti lainnya, dengan tujuan memberikan pemahaman kontemporer yang signifikan. Kedua, Perbedaan pendekatan antara ulama ahli Hadīs dan fiqh dalam menilai Hadīs Nabi terungkap dalam fokus mereka. Ulama Hadīs menitikberatkan aspek moral sebagai pedoman yang harus dipegang ketat, sementara ulama fiqh lebih memperhatikan aspek hukum terkait ibadah, transaksi, dan perilaku ummat Islam. Dalam menghadapi kontroversi Hadīs, ulama ahli Hadīs berupaya mencari dalil yang kuat, sementara ulama fiqh mungkin meninggalkan Hadīs yang kontroversial. Meskipun keduanya menekankan pentingnya sanad shahih, matan Hadīs yang bertentangan dengan Alquran dianggap tidak sah. Muhammad al-Gazālī menetapkan kriteria keshahihan Hadīs, termasuk kesesuaian dengan Alquran, pengujian dengan Hadīs lain, ketidakbertentangan dengan fakta historis, dan ketiadaan kontroversi dengan fakta ilmiah. date: 2023-11-27 date_type: published pages: 134 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Rizman Mahmud, NIM.: 20105050020 (2023) PEMAKNAAN HADIS TENTANG CADAR MENURUT MUHAMMAD AL-GAZALI (Studi Atas Kitab As-Sunnah An-Nabawiyah Baina Ahl Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadis). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63696/1/20105050020_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63696/2/20105050020_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf