@mastersthesis{digilib63713, month = {January}, title = {HERMENEUTIKA POLITIK SYI?AH RUHOLLAH MUSAVI KHOMEINI: MANUVER TEKS AL-QUR?AN KE PRAKSIS REVOLUSI ISLAM IRAN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21200011029 Rika Leli Dewi Khusaila Rosalnia}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Phil. Munirul Ikhwan, Lc., M.A}, keywords = {Musavi Khomeini, Hermeneutika Sufistik, Hermeneutika Politik}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63713/}, abstract = {Ruhollah Musavi Khomeini merupakan figur revolusioner yang multidimensi. Pergumulannya dengan berbagai diskursus keilmuan, historisitas kenabian serta realitas politik pada masanya, memiliki pengaruh signifikan dalam pembentukan dirinya. Diawali dengan tradisi keulamaan, wacana Khomeini terbatas pada isu-isu normatif hingga melahirkan karakter pasif terhadap isu-isu keduniawian. Namun, seiring dengan terbentuknya kesadaran politis dalam dirinya, ia kemudian lebih terbuka dengan isu-isu politik yang melitarinya. Hal ini menandakan satu transisi dari fase quietist ke politik praksis, sebagai akibat dari adanya dua ketegangan, yakni antara horizon Khomeini yang kental akan nalar puritanisme filosofis dan propaganda politik di Iran. Dari sini kemudian terjadi kemeleburan, sehingga lahirlah Khomeini yang baru dengan nalar pragmatisme sosio-politis, yakni memerangi rezim sekuler (rezim Reza Shah) untuk menciptakan pemerintahan yang ia kehendaki (pemerintahan Islam). Ihwal ini termanifestasikan dalam konstruksi hermeneutika Al-Qur?an, di mana terjadi proses sirkular dari dua fase hidup yang berbeda tersebut. Berangkat dari fenomena tersebut, tesis ini akan menjawab beberapa pertanyaan akademis terkait alasan Khomeini yang notabene merupakan figur keagamaan terlibat dalam dunia politik, konstruksi hermeneutika Al-Qur?an dari tokoh dwifungsi (keagamaan dan politikus) dan interpretasi Khomeini yang mencerminkan tranformasi dari teks ke aksi. Teori Paul Ricoeur, from text to action menjadi pemandu sekaligus mitra berpikir untuk mengulas lebih jauh terkait konstruksi hermeneutika Khomeini. Selain itu, hermeneutical arc dihadirkan secara khusus untuk memandu dalam mengidentifikasi adanya proses sirkular dalam hermeneutika Khomeini. Pada akhirnya, tesis ini sampai pada kesimpulan bahwa keterlibatan Khomeini ke dunia perpolitikan di Iran berkelindan erat dengan realitas politik yang ia hadapi dan dengan horizonalitas teologi Syi?ah yang mengambil bentuk monoteistik. Ihwal ini memberi dampak pada konstruksi hermeneutika Khomeini yang mengalami perluasan dan perkembangan dari fase quietist ke fase politik praksis, satu hal yang menandakan terdapat pola sirkular dalam hermeneutikanya. Pada fase quietist, rumusan hermeneutika Khomeini bernuansa ?irfani, hasil apropriasi horizon yang kental dengan diskursus keilmuan sufi terhadap teks. Namun, pada fase politik praksis, hermeneutika Khomeini bernuansa praksis, satu konsekuensi logis dari respons yang ia berikan terhadap konteks politik pada masanya, yakni kediktatoran rezim Reza Shah. Kendati demikian, secara implisit, hermeneutika politik Khomeini merupakan keberlanjutan dari peristiwa hermeneutis yang sifatnya perluasan dan perkembangan dari hermeneutika sufistiknya. Hermeneutika politik Khomeini terepresentasikan dalam penafsirannya terkait supremasi pemerintahan Islam di atas pemerintahan sekuler melalui penalarannya terhadap term ul{\=u} al-amr dan am{\=a}n{\=a}t yang berpancang pada konsep tauhid dan pemerintahan {\d t}{\=a}gh{\=u}t (sekuler) pada QS. al-Nis{\=a}? [4]: 59.} }