@phdthesis{digilib63732, month = {December}, title = {TELAAH KRITIS PEMIKIRAN FUAT SEZGIN MENGENAI AUTENTISITAS HADIS DALAM KITAB TARIKH AL-TURAST AL-ARABI}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20105050001 Naufal Aulia Hanif}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Drs. Indal Abror, M.Ag.}, keywords = {autentisitas hadis; Tarikh Al-Turast Al-Arabi; sanad hadis}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63732/}, abstract = {Kajian mengenai keautentikan hadis yang telah dirumuskan sedemikian rupa oleh sarjana hadis klasik tidak secara langsung menjadikan pengetahuan ini final dan anti-kritik. Sarjana orientalis, terutama mereka yang diwakili oleh Ignaz Goldziher, cukup berhasil membawa kajian ini keluar dari domain keagamaan untuk diperdebatkan kembali dalam meja diskusi. Melalui pendekatan historis, sarjana orientalis telah membawa pemahaman yang salah pada satu titik mengenai keautentikan hadis yang dianggapnya palsu dan penuh rekayasa karena dianggap tidak memiliki nilai kesejarahan. Untuk itu, atas pertimbangan popularitas dan kedekatan dengan wacana kajian hadis yang berkembang di Barat, penulis melalui penelitian kualitatif ini berusaha mengkaji pemikiran Fuat Sezgin yang tergambarkan di dalam karyanya yang berjudul T{\=a}rikh al-Tur{\=a}st al-Arab{\=i} untuk melihat bangunan pemikirannya dan kontribusi-implikasi yang diberikan kepada perkembangan kajian hadis secara global. Dengan mengumpulkan data dari sumber primer dan beberapa sumber sekunder yang diperoleh melalui kajian pustaka, penulis mendapati bahwa dalam usahanya merespon konsepsi pemahaman yang dikembangkan oleh sarjana orientalis, Sezgin sedikit berbeda dengan sarjana Islam pada umumnya dalam mengambil titik berangkat argumennya dengan mengedepankan cara pandang baru bahwa hadis juga ditransmisikan melalui narasi tertulis (catatan hadis). Bahkan hal ini dikuatkan juga dengan pandangannya terhadap ilmu tahammul wa al-ad{\=a}? yang menurutnya lebih banyak memberikan peran penting narasi tertulis (tradisi tulis) dibandingkan dengan melalui hapalan (tradisi lisan). Namun, hemat penulis, buah pemikiran Sezgin ini memerlukan penelitian lanjutan, terutama untuk mengkaji secara serius daftar kitab yang telah Sezgin kumpulkan.} }