@phdthesis{digilib63781, month = {December}, title = {PEMIKIRAN SYEKH IHSAN JAMPES TENTANG HADIS ZUHUD DALAM KITAB SIRAJ AL-TALIBIN (Studi Pemikiran Tokoh)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18105050037 Rahmat Fithror Robi?}, year = {2023}, note = {PEmbimbing:Drs. Indal Abror, M.Ag.}, keywords = {Hadist Zuhud; tawakkal; Pemikiran Syekh Ihsan Jampes}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63781/}, abstract = {Melihat perkembangan dunia sosial umat Islam tersebut, kajian hadis dituntut untuk mengikuti arus perkembangannya dengan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang memulai menekuni ilmu hadis, seperti halnya, Syaikh Nuruddin Ar-raniri (W. 1068 H), dan Syaikh Abdurrouf Al-Sinkili (W. 1105 H) adalah pelopor munculnya kajian hadis, yaitu pada abad 17 M. Syekh Ihsan Jampes merupakan salah satu cendekiawan muslim di Indonesia yang memiliki kontribusi penting dan atensi tinggi dalam perkembangan hadis di Indonesia, dengan salah satu karyanya, kitab ?Sir{\^a}j Al-T{\^a}lib{\^i}n?. Sebuah kewajiban bagi setiap orang yang akan mengkaji sebuah ilmu untuk mengetahui definisi, obyek dan subyek kajian, peletak dasar dan lain sebagainya dari disiplin ilmu yang akan dibahasnya. Dalam hal ini adalah kajian tasawuf. Ajaran tasawuf zaman ini dalam Sirajut Thalibin adalah soal zuhud. Biasanya zuhud diartikan sebagai tapa dunia atau menghindari harta benda. Syekh Ihsan mengajarkan bahwa orang yang zuhud sebenarnya adalah mereka yang dikejar harta, namun tak merasa memiliki harta itu sama sekali. Penelitian ini berusaha untuk membongkar kontribusi Syekh Ihsan Jampes dalam perkembangan studi hadis dan menyoal tentang pemikiran Syekh Ihsan Jampes terhadap hadis Zuhud dalam kitab Sir{\^a}j Al-T{\^a}lib{\^i}n. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research) yang mana sumber informasinya berasal dari buku, kitab, jurnal, artikel, majalah, koran, serta literatur lain yang memiliki relevansi dengan tema yang dikaji. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, Zuhud dipahami sebagai strategi menyikapi dunia secara baik, ulasan Syekh Ihsan, adalah berkarya untuk kehidupan semaksimal mungkin sembari tetap konsisten menjadikan Allah SWT. sebagai tujuan sekaligus sumber nilai. Syekh Ihsan mengartikulasikan pencapaian ma?rifat Allah dapat digambarkan melalui empat bagian yang saling berkaitan; yakni pengenalan diri sendiri, pengenalan dimensi ketuhanan, pengenalan dimensi keduniaan, dan pengenalan dimensi akhirat. Tawakal sebagai bentuk usahan dan kepasrahan yang merupakan bergantungnya hati hanya kepada Allah sebagai bentuk kepercayaan atas janji-Nya, sekaligus bergantung atas kesempurnaan kemulyaan-Nya dan rahmat-Nya. Kedua, Dalam bahasan isi, misalnya, untuk mengulas mengenai salah satu bahasan tertentu dalam tentang pemikiran tasawuf al-Ghazali yang ada dalam kitab Minhaj al- ?Abidin, Syekh Ihsan harus mengutip beberapa sumber dari para ulama yang dipandang otoritatif dalam bidangnya. Bahkan, kutipan-kutipan yang dipakai itu melampaui batas-batas tasawuf sunni yang sejak awal menjadi main-stream pemikiran Syekh Ihsan. Di samping itu, kutipan atas ayat-ayat al-Qur?an, hadith Nabi, dan pandangan beberapa shahabat serta tabi?in juga mewarnai ulasan Syekh Ihsan tentang tasawuf dan zuhud dalam kitabnya Siraj al-Talibin.} }