eprintid: 63893 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/06/38/93 datestamp: 2024-02-20 02:40:12 lastmod: 2024-02-20 02:40:12 status_changed: 2024-02-20 02:40:12 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Nila Mazaya, NIM.: 19105030048 title: PENAFSIRAN MAKNA SABAR DALAM QS. ALI IMRAN [3]: 200 (PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED) ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Sabar, Kontekstual, QS. Ali Imran [3]: 200 note: Pembimbing: Muhammad Hidayat Noor, M. Ag abstract: Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia telah menjadi jawaban berbagai macam problematika kehidupan. Di era kontemporer, perlu adanya reinterpretasi dalam memahami ayat Al-Qur’an agar relevan dengan tuntutan zaman. Karena Al-Qur’an diturunkan dalam sosio-historis tertentu, maka perlu untuk memahami konteks ketika sebuah ayat diwahyukan serta kriteria linguistik teks sebagai salah satu alat untuk mengetahui pesan yang terkandung di dalamnya. Sabar merupakan salah satu perilaku terpuji yang banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. QS. Ali Imran [3]: 200 menjadi ayat sabar yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penafsiran kontekstual Abdullah Saeed. Pemilihan menggunakan metode tersebut karena perlunya gagasan kontekstual terhadap ayat Al-Qur’an dalam menghadapi realitas yang dinamis. Kajian tentang sabar telah banyak dilakukan, namun belum ada yang meneliti menggunakan pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Langkah pertama, yaitu mengidentifikasi makna historis ayat melalui konteks sosio-historis ayat, analisis linguistik ayat, teks-teks paralel, kemudian menemukan hierarki nilai ayat tersebut. Langkah kedua, yaitu mengidentifikasi konteks penghubung ayat melalui penelusuran dalam beberapa literatur kitab tafsir mulai dari era pra modern hingga era modern. Langkah ketiga, mengkontekstualisasikan ayat dengan problematika kontemporer. Setelah meneliti menggunakan pendekatan tersebut, QS. Ali Imran [3]: 200 terdiri dari hierarki nilai wajib, nilai fundamental, dan nilai instruksional. Diketahui bahwa perintah taqwa dalam ayat ini berupa hierarki nilai wajib, sedangkan perintah ribat termasuk dalam nilai fundamental dan perintah sabar termasuk dalam hierarki nilai instruksional. Dalam kata perintah sabar tergolong yang terdiri dari sifat temporal dan universal. Dilihat dari penafsirannya, pada masa pra-modern, banyak mufassir yang menyatakan bahwa ayat ini merupakan perintah untuk bersabar dalam menghadapi musuh di medan perang, tetapi ada juga yang memaknainya bersabar dalam menjalankan ketaatan. Begitu pula pendapat para mufassir di era modern, maknanya yaitu perintah untuk mengalahkan musuh dalam hal kesabaran dan ketabahan untuk menghadapi berbagai macam kesulitan dan bencana. Oleh karena itu, sabar dalam menghadapi musuh di medan peperangan adalah sifat temporal dari QS. Ali Imran [3]: 200, sedangkan nilai universalnya adalah sabar dalam menjalankan ketaatan, memperkuat keimanan, serta dalam mengendalikan hawa nafsu date: 2024-01-17 date_type: published pages: 112 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Nila Mazaya, NIM.: 19105030048 (2024) PENAFSIRAN MAKNA SABAR DALAM QS. ALI IMRAN [3]: 200 (PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63893/1/19105030048_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63893/2/19105030048_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf