@mastersthesis{digilib63939, month = {January}, title = {PENAFSIRAN QS. AL-NAML (27): 30-36 PERSPEKTIF MA?NA CUM MAGHZA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20205031036 Ismi Wakhidatul Hikmah}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Mahbub Ghozali}, keywords = {QS. Al-Naml (27): 30-36, Ma?n{\=a} Cum Maghza, Ratu Balqis dan Nabi Sulaiman}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63939/}, abstract = {Kerukunan antar dua negara saat ini sedang mengalami banyak sekali konflik hingga berujung pada peperangan antar dua negara yang mengakibatkan banyak kerugian bagi negara dan masyarakat sipil menjadi korban. Ketidakharmonisan antar dua negara akan menimbulkan kerusakan yang hebat baik negara yang sedang berkonflik maupun negara-negara lain di kancah internasional sebab konflik seperti ini akan menimbulkan keberpihakkan di luar negara yang sedang berkonflik untuk saling bersekutu hingga menyebabkan perang yang semakin takterkendali. QS. Al-Naml (27): 30-36 mengkisahkan hubungan dua kerajaan Nabi Sulaim{\=a}n dan Ratu Balq{\=i}s yang sempat bersitegang hingga akhirnya menemukan titik terang untuk berdamai. Dua kerajaan yang dipimpin oleh raja dan ratu yang sangat ideal ini dapat dijadikan teladan bagi seluruh negara-negara untuk mempelajari kepemimpinan raja dan ratu sehingga dapat mewujudkan perdamaian antar negara. Oleh karena itu penafsiran QS. Al-Naml (27): 30-36 penting untuk dikaji. Penelitian ini menggunakan pendekatan Ma?n{\=a} Cum Maghz{\=a} yang digagas oleh Sahiron Syamsuddin sebagai analisis kajian ini. Dengan pendekatan ini, penulis akan melakukan tiga hal, yaitu mencari makna historis (al- ma?na al-t{\=a}rikhi), signifikansi fenomenal historis (al-maghz{\=a} al-tarikhi), dan signifikansi fenomenal dinamis (al-maghza al-mutaharrik). Adapun langkahnya adalah dengan analisis bahasa, analisis intratekstual, analisis intertekstual, analisis historis (al- ma?na al-t{\=a}rikhi), dan menemukan al-maghz{\=a} al-tarikhi. Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan maka penulis akan menentukan makna pada konteks kekinian (al-maghza al-mutaharrik) dari QS. Al-Naml (27): 30-36. Penelitian ini menemukan bahwa pendekatan Ma?n{\=a} Cum Maghz{\=a} terhadap QS. Al-Naml (27): terdapat adanya signifikansi fenomenal historis (al-maghz{\=a} al-t{\=a}rikh{\=i}), yaitu diplomasi yang terjalin antara dua negara atau dua kerajaan, dari diplomasi yang terjalin antar kedua kerajaan tersebut terdapat hikmah yang terkandung yaitu Pertama, berani menyampaikan kebenaran. Kedua, sebagai seorang pemimpin harus melindungi masyarakat sipil dan harta kerajaan atau negara. Ketiga, sebagai muslim harus menjaga kehalalan rezeki yang dimiliki. Keempat, sebagai pemimpin harus berusaha meningkatkan kecerdasan dan ketajaman berfikir anggota dan masyarakatnya. Adapun Signifikansi fenomenal dinamis (al-maghz{\=a} al-mutaharrik) adalah terjadi hubungan bilateral, idealitas kepemimpinan, dan negosiasi sebagai cara berdiplomasi. Perdamaian antar negara dapat diwujudkan dengan hubungan diplomasi yang baik dan mengukuhkan kedudukan hukum yang jelas yang diakui baik kedua belah negara maupun secara Internasional.} }