@mastersthesis{digilib63952, month = {January}, title = {FORMASI DISKURSIF TAFSIR AT-TABARI (ANALISIS ARKEOLOGI TAFSIR JAMI? AL-BAYAN ?AN TA?WIL AYI ALQUR?AN)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21205032010 Thoriqotul Faizah}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Mahbub Ghozali, M.Th.I.}, keywords = {Jami? Al-Bayan, A{\d t}-{\d T}abari, Abad Ke-3 Hingga 4 H, Arkeologi Pengetahuan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63952/}, abstract = {Keputusan a{\d t}-{\d T}abari untuk menciptakan tafsir dengan memberikan penekanan pada riwayat berdampak pada ragam interpretasi dan kelimpahan pandangan dalam penafsiran al-Qur?an. Kelengkapan sanad yang dijelaskan dalam setiap riwayatnya menjadikan J{\=a}mi? al-Bay{\=a}n diakui sebagai standar tafsir bi al-ma?{\.s}{\=u}r hingga masa berikutnya. Meskipun demikian, Walid A. Saleh mengritik bahwa klaim tentang keagungan J{\=a}mi? al-Bay{\=a}n dianggap berlebihan. Ia berpendapat bahwa penafsiran dan penyampaian riwayat oleh a{\d t}-{\d T}abar{\=i} dalam J{\=a}mi? al-Bay{\=a}n tidak sepenuhnya komprehensif, dan ada tafsir lain yang dianggap setara atau bahkan lebih lengkap dalam beberapa penjelasannya, seperti Ta?w{\=i}l{\=a}t al-Qur?{\=a}n karya al-Maturidi. Pernyataan Saleh ini didasarkan pada dugaan bahwa a{\d t}-{\d T}abar{\=i} bersikap terlalu fanatik terhadap pandangan Sunni sehingga menolak dengan tidak mencantumkan riwayat-riwayat lain yang tidak mendukung perspektifnya. Penelitian ini termasuk studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer yang digunakan adalah Kitab J{\=a}mi? al-Bay{\=a}n karya a{\d t}-{\d T}abar{\=i}. Sedangkan di antara beberapa data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku maupun artikel yang membahas dinamika penafsiran a{\d t}-{\d T}abar{\=i}, riwayat hidupnya, termasuk literatur sejarah Islam pada masa a{\d t}-{\d T}abar{\=i}. Data penelitian dianalisis mengikuti tiga tahapan analisis Huberman, yakni reduksi, penyajian, dan verifikasi data, yang kemudian dianalisis menggunakan teori Arkeologi Pengetahuan Michel Foucault. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam merangkai karya tafsirnya, a{\d t}- {\d T}abar{\=i} berupaya menghasilkan interpretasi yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya, terutama dengan tidak mencantumkan riwayat dari tokoh yang tertolak kredibilitasnya, menghindari bid'ah, opini pribadi, kepentingan golongan, dan tendensi kebohongan. Jika dilihat secara lebih luas, upaya tersebut didasari oleh kompleksitas dunia ilmiah Daulah Abbasiyah pada masa hidupnya. Perkembangan yang terjadi saat itu mendorong a{\d t}-{\d T}abar{\=i} untuk mengambil suatu pendekatan dengan memberikan penekanan pada sumber-sumber otentik sebagai dasar untuk menafsirkan al-Qur?an, sambil menjauhi pendekatan berbasis ra?y yang dianggapnya berpotensi untuk dimanipulasi.} }