%A NIM.: 21205032010 Thoriqotul Faizah %O Pembimbing: Dr. Mahbub Ghozali, M.Th.I. %T FORMASI DISKURSIF TAFSIR AT-TABARI (ANALISIS ARKEOLOGI TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN ‘AN TA’WIL AYI ALQUR’AN) %X Keputusan aṭ-Ṭabari untuk menciptakan tafsir dengan memberikan penekanan pada riwayat berdampak pada ragam interpretasi dan kelimpahan pandangan dalam penafsiran al-Qur’an. Kelengkapan sanad yang dijelaskan dalam setiap riwayatnya menjadikan Jāmi’ al-Bayān diakui sebagai standar tafsir bi al-ma’ṡūr hingga masa berikutnya. Meskipun demikian, Walid A. Saleh mengritik bahwa klaim tentang keagungan Jāmi’ al-Bayān dianggap berlebihan. Ia berpendapat bahwa penafsiran dan penyampaian riwayat oleh aṭ-Ṭabarī dalam Jāmi’ al-Bayān tidak sepenuhnya komprehensif, dan ada tafsir lain yang dianggap setara atau bahkan lebih lengkap dalam beberapa penjelasannya, seperti Ta’wīlāt al-Qur’ān karya al-Maturidi. Pernyataan Saleh ini didasarkan pada dugaan bahwa aṭ-Ṭabarī bersikap terlalu fanatik terhadap pandangan Sunni sehingga menolak dengan tidak mencantumkan riwayat-riwayat lain yang tidak mendukung perspektifnya. Penelitian ini termasuk studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer yang digunakan adalah Kitab Jāmi’ al-Bayān karya aṭ-Ṭabarī. Sedangkan di antara beberapa data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku maupun artikel yang membahas dinamika penafsiran aṭ-Ṭabarī, riwayat hidupnya, termasuk literatur sejarah Islam pada masa aṭ-Ṭabarī. Data penelitian dianalisis mengikuti tiga tahapan analisis Huberman, yakni reduksi, penyajian, dan verifikasi data, yang kemudian dianalisis menggunakan teori Arkeologi Pengetahuan Michel Foucault. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam merangkai karya tafsirnya, aṭ- Ṭabarī berupaya menghasilkan interpretasi yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya, terutama dengan tidak mencantumkan riwayat dari tokoh yang tertolak kredibilitasnya, menghindari bid'ah, opini pribadi, kepentingan golongan, dan tendensi kebohongan. Jika dilihat secara lebih luas, upaya tersebut didasari oleh kompleksitas dunia ilmiah Daulah Abbasiyah pada masa hidupnya. Perkembangan yang terjadi saat itu mendorong aṭ-Ṭabarī untuk mengambil suatu pendekatan dengan memberikan penekanan pada sumber-sumber otentik sebagai dasar untuk menafsirkan al-Qur’an, sambil menjauhi pendekatan berbasis ra’y yang dianggapnya berpotensi untuk dimanipulasi. %K Jami’ Al-Bayan, Aṭ-Ṭabari, Abad Ke-3 Hingga 4 H, Arkeologi Pengetahuan %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib63952