%A NIM.: 21205032015 Saniatul Hidayah %O Pembimbing: Prof. Dr. Nurun Najwah, M. Ag %T RESEPSI HADIS-HADIS MISOGINIS DALAM PANDANGAN KELOMPOK IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH DI KAPANEWON DEPOK YOGYAKARTA %X Pada realitanya, pemikiran misoginis yang memang tengah mendapatkan ruangnya di berbagai kalangan masyarakat, juga masuk dan hidup dengan begitu dinamis di kalangan pelajar. Pemikiran misoginis masuk dan menjelma melalui perantara teks-teks hadis yang mendorong pada pemahaman yang tekstual dan tanpa sadar telah mendiskreditkan perempuan. Kesarjanaan feminis muslim seperti Fatima Mernissi telah menawarkan metode pembacaan yang berbeda terhadap teks-teks hadis perempuan yang ditafsirkan dengan misoginis. Oleh karena itu, kajian terkait resepsi hadis misoginis menjadi perhatian khusus atas organisasi Islam seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah untuk ditelaah dengan tujuan membuktikan bahwa kajian hadis mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berdasarkan problem akademik tersebut, penelitian ini menjawab dua rumusan masalah yaitu: Bagaimana resepsi hadis-hadis misoginis dalam kelompok Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)? Bagaimana latar belakang munculnya pola resepsi pemahaman hadis-hadis misoginis oleh kelompok Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)?. Penelitian ini merupakan field research yakni menjadikan data-data dari lapangan sebagai sumber primer, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tema sebagai sumber sekunder. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan Focus Group Discussion dan wawancara. Dalam analisis data, penulis menggunakan teori resepsi yang digagas oleh Stuart Hall untuk melihat pembacaan yang dilakukan oleh informan dalam proses interpretasi makna hadis. Teori ini menekankan bahwa makna tidak hanya diproduksi oleh si pembawa hadis, tetapi juga diinterpretasikan oleh informan berdasarkan konteks sosial, budaya, dan pengalaman mereka. Hal ini berguna untuk menyoroti dinamika kompleks dalam konstruksi makna dan menekankan peran informan dalam proses tersebut. Berdasarkan empat hadis yang dipilih antara lain: kepemimpinan perempuan, perempuan sebagai pembatal salat, perempuan masuk neraka karena kucing, dan perempuan sebagai pembawa sial, maka penelitian ini menghasilkan pembacaan yang beragam. Kelompok IPM mendefinisikan hadis misoginis sebagai kesalahpahaman dari penafsir hadis sehingga pemahamannya cenderung misoginis. Dari definisi tersebut, muncul konsep-konsep dalam memahami hadis misoginis yang di tawarkan oleh kelompok IPM, antara lain dengan memastikan bahwa hadis tersebut otentik, menelusuri segi asbābul wurūdnya, memahami pola bahasa yang digunakan dalam redaksi hadis, serta menelusuri ulang pemahaman hadis-hadis misoginis melalui tulisan para sarjanawan. Mengenai pola resepsi yang terbentuk, 75% sebagian besar kelompok ini meresepsi hadis-hadis misoginis secara kontekstual (oposisi). Meski demikian, terdapat 25% sebagian kecil informan meresepsi hadis-hadis misoginis yang mengantarkan pada pembacaan tekstual (dominan hegemoni). Hal tersebut dilatarbelakangi oleh faktor sosial dan bud %K Hadis Misoginis, Feminisme, Pelajar %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib63954