@phdthesis{digilib642, month = {January}, author = { ABDUL ROSYID - NIM. 04111875 }, note = {Pembimbing: Moh Khanif Anwari, S.Ag., M.Ag.}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, title = {SYIIR HUUR LI ALI AHMAD SAID (ADONIS) DIRASAH TAHLILIYAH SIMAIYAH LI MICHAEL RIFFATERRE }, publisher = {Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, journal = {Fakultas Adab}, year = {2009}, keywords = {Puisi, dialog, analisis semiotik, Michael Riffaterre, Ali Ahmad Said }, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/642/}, abstract = {Puisi bagi Adonis adalah upaya menciptakan dunia baru dengan cara melemparkan masa kini ke masa depan atau membuka pintu-pintu masa kini untuk menerawang masa depan. Keyakinan Adonis untuk mengubah kebudayaan Arab dan mendeklarasikan diri sebagai kreator itu, akibatnya ia banyak dipuja, tetapi karena itu pula ia banyak dicela. Ia hijrah dari Suriah ke Lebanon terus ke Paris karena tekanan politik, penolakan ide-ide liberalnya serta prahara perang saudara yang menyekam api. Tetapi, ia tak pernah puas berkarya. Karyanya adalah simbol kreativitas dan perubahan itu sendiri. Adonis, dialah sang penyair-filsuf yang menggegerkan Arab. Ia pembawa kredo dinamis bagi arti sebuah kebebasan, kemanusiaan, dan kemajuan peradaban sebagaimana ia buktikan sebelumnya sebagai pemimpin gerakan sastra pembebasan (syir hurr) era 1950-an hingga 1960-an. Penelitian ini berawal dari permasalahan mengenai makna Cinta (Hubb) yang dikemukakan oleh sang penyair dalam puisi Hiwar. Karena karya sastra sebagai produk budaya yang tidak terlepas dari kondisi sosial di mana karya tersebut diciptakan, sebagaimana yang diungkapkan Teew bahwa Sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya, maka peneliti ingin membuktikan seberapa jauh keterpengaruhan antara puisi Hiwar dengan kondisi sosial-politik yang melatar belakangi penciptaannya? Untuk itu, Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotik Riffaterre. Dalam memproduksi makna, Riffaterre menawarkan tiga hal ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi. Dikatakan bahwa puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, ketidaklangsungan itu disebabkan tiga hal, yaitu; displacing of meaning (penggantian arti), distorting of meaning (penyimpangan arti), dan creating of meaning (penciptaan arti). Untuk konkretisasi makna (arti dari arti) puisi dapat diusahakan dengan pembacaan heuristik dan pembacaan retroaktif atau hermeneutik. Setelah melalui pembacaan retroaktif, sebagaimana yang diungkapkan dalam semiotik Riffaterre, bahwa dalam pembacaan ini telah ditemukan adanya matrik, model, varian dan hipogram pada puisi Hiwar, maka, oleh peneliti dianggap bahwa Cinta dan berbagai konflik yang terjadi di dalamnya merupakan representasi dari sebuah Negara-Bangsa dengan berbagai macam permasalahan yang terjadi di dalamnya. Dan hal ini, ia mempunyai kesamaan dengan kondisi sosial-politik yang terjadi di Lebanon-Syiria pada tahun 1975 hingga 1986 dan bahkan sampai sekarang atas perebutan wilayah antara bangsa dan berbagai aliran yang ada termasuk Islam dengan non-Islam. Namun, Cinta dalam puisi Hiwar menggenggam sebuah arti kebebasan yang universal dan selalu kritis terhadap kehidupan.} }