TY - THES N1 - Pembimbing: Drs. Sudin, M.Hum ID - digilib64471 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64471/ A1 - Abdul Wahab, NIM.: 06510020 Y1 - 2010/07/14/ N2 - Upacara kematian merupakan suatu bentuk penghormatan terhadap seseorang yang telah meninggal dunia. Dalam upacara ini terdapat beberapa ritus diantaranya ritus penghiburan, memandikan jenazah, pembagian lelayu, mengkafani, memakamkan, dan terakhir ritus slametan. Upacara kematian di Desa Jabung diwujudkan dengan melakukan slametan. Slametan yang di laksanakan dalam upacara kematian adalah dengan memperingati 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, satu tahunan, dua tahunan, dan juga tiga tahunan. Dalam slametan itu perlengkapan yang di pakaipun berbeda juga. dalam melakukan slametan itu warga masyarakat Jabung di pengaruhi adanya paham dan keyakinan Jawa atau kepercayaan animism dan dinamisme, sehingga uborampe (perlengkapan) yang digunakan juga masih berbau dengan hal hal Jawa atau pengaruh dari agama Hindu atau sering disebut dengan adanya sinkretisme. Berbicara upacara kematian tak lepas dari adanya kematian, untuk saat ini kebanyakan orang takut mati karena dia tidak tahu sejatinya mati, karena seseorang yang mengetahui dari hakekat mati maka dia akan mengetahui hakekat hidup sehingga kematian merupakan hal yang indah karena dapat segera bertemu dengan Tuhan. Dalam upacara kematian , dapat di kaji dengan berbagai pendekatan. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi karena penelitian ini bersifat lapangan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu perspektif antropologi, teologi dan filosofi. Dalam menganalisis data digunakan deskripsi analitik sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Dalam hal ini dari segi antropologi ternyata dalam slametan tersebut terdapat usaha menjaga keseimbangan antara alam semesta dan manusia. Dengan adanya slametan itu masyarakat Jabung percaya bahwasanya roh leluhur itu dapat dipanggil dan di mintai bantuan agar tidak mengganggu aktivitas kehidupan masyarakat.Sementara dari segi teologinya upacara kematian ini menjaga hubungannya dengan Tuhan sehingga dapat menjadikan penguatan iman ditunjukkan dengan memandikan, mengkafani, mensholatkan dan pada saat pemakaman di hadapkan kiblat dan malamnya dilakukan bacaan tahlil pada saat slametan. Bacaan tersebut merupakan bentuk dari mentauhidkan Tuhan sehingga dengan adanya slametan itu menjadikan manusia bertambah kuat iman. Dari segi filosofisnya, ini banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik sebagai falsafah hidup terlebih pada uborampe yang dipakai dalam slametan. Dengan begitu seseorang yang menganggap kematian merupakan hal yang menakutkan adalah karena mereka tidak dapat memahami sebenarnya dari mana mereka hidup dan mau kemana mereka setelah hidup seperti dalam ungkapan Jawa yang terkenal yaitu Sangkan Paraning Dumadi (kehidupan di dunia ini hanyalah sebentar maka dalam persinggahan yang sebentar ini manusia mencari bekal untuk menghadap kepada pencipta yaitu Tuhan yang Maha Kuasa) dalam kembalinya harus dalam keadaan yang suci pula. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Upacara Kematian KW - Tradisi KW - Budaya M1 - skripsi TI - UPACARA KEMATIAN DI DESA JABUNG KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN (PERSPEKTIF MULTIDISIPLINER) AV - restricted EP - 111 ER -