@phdthesis{digilib64693, month = {April}, title = {SHALAWAT RODAT DI DUSUN KARANGKULON, WUKIRSARI, IMOGIRI, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 1990-2022}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 16120027 Maslachatun}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Zuhrotul Latifah, S.Ag. M.Hum.}, keywords = {Tari Leyek, Shalawat Rodat, Budaya Islam}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64693/}, abstract = {Shalawat Rodat adalah kesenian percampuran antara seni gerak dan seni suara. Seni gerak dalam Shalawat Rodat dinamakan Tari Leyek, para penari duduk bersila, bersimpuh berbanjar, bergerak bangun, tegak berlutut, sambil melenggokan badan ke depan memainkan kipas mengikuti irama musik rebana sambil melantunkan shalawat Nabi dari kitab al-Barjanzi. Lantunan syair dan zikir kemudian dipadukan dalam gerakan dan ayunan kipas, perpaduan itulah yang menarik dari kesenian tersebut. Tarian dalam Shalawat Rodat ini merupakan tarian memuji Nabi Muhammad Saw sekaligus untuk tolak bala jika ada bencana. Derasnya arus globalisasai menjadikan para generasi muda enggan untuk menelaah dan menerapkan ajaran yang terdapat dalam lingkup budaya. Kesenian ini sudah jarang digemari dan dilestarikam, namun di Dusun Karangkulon, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri masih aktif melestarikan kesenian Shalawat Rodat yang tidak hanya diikuti kaum tua, tetapi juga diikuti generasi muda. Masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu awal munculnya kesenian Shalawat Rodat di Dusun Karangkulon, perkembangan kesenian Shalawat Rodat di Dusun Karangkulon, dan fungsi serta nilai-nilai yang ada pada kesenian Shalawat Rodat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologi dengan teori fungsionalisme tentang kebudayaan yang dikembangkan oleh Broinslaw Malinowski. Intinya bahwa segala aktifitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud untuk memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kebudayaannya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah melalui empat tahap, heuristik atau pengumpulan data, verifikasi yang merupakan kritik terhadap data yang sudah terkumpul, interpretasi atau penafisiran data dan tahap yang terakhir adalah historiografi, yakni mendeskripsikan secara utuh kronologis asal usul, perkembangan dan fungsi seni Shalawat Rodat di Karangkulon, Wukirsari, Imogiri, Bantul,Yogyakarta. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Shalawat Rodat di Dusun Karangkulon sudah ada sejak tahun 1980 an (sebelum listrik ada di Dusun Karangkulon). Mulai dari tahun 1990 kesenian Shalawat Rodat ini mengalami perkembangan, bahkan sudah terbentuk kepengurusan dan bertahan hingga sampai saat ini. Kesenian Shalawat Rodat ini secara turun-temurun dilaksanakan karena adanya fungsi bagi masyarakat Dusun Karangkulon yaitu media keagamaan, media hiburan, media sosial antar warga, dan pendidikan. Tokoh-tokoh pemimpin kesenian Shalawat Rodat memiliki dedikasi tinggi untuk menjaga dan melestarikan tradisi kebudayaan kesenian Shalawat Rodat. Kesenian Shalawat Rodat selain mempunyai fungsi juga memiliki nilai-nilai yaitu nilai keagamaan, nilai pendidikan dan nilai estetis.} }