@phdthesis{digilib64785, month = {February}, title = {FENOMENA FEAR OF MISSING OUT (FOMO) DALAM GAYA HIDUP REMAJA PERKOTAAN KOTA BEKASI}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20107020057 Ananda Aulia Fitriana}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Agus Saputro, M.Si.}, keywords = {gaya hidup; remaja; religiusitas}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64785/}, abstract = {Fear Of Missing Out atau biasa dikenal dengan istilah FOMO merupakan permasalahan psikologis yang belakangan ini berkembang menjadi fenomena sosial yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Terdapat korelasi antara kecenderungan FOMO dengan penggunaan internet. Remaja adalah kelompok usia dengan tingkat penetrasi internet tertinggi mencapai 99,16\%. Sedangkan, Kota Bekasi sendiri menduduki peringkat ketiga sebagai kota penyumbang penggunaan media sosial terbanyak Se-Jawa Barat. Hal inilah yang membuat fenomena FOMO berkembang dalam gaya hidup remaja Kota Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) dalam gaya hidup remaja Kota Bekasi, meliputi pemaknaan, faktor pendorong dan faktor penghambat, serta dampaknya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Menggunakan teori masyarakat konsumerisme Jean Baudrillard, penelitian ini menganalisis bagaimana fenomena FOMO mempengaruhi pola konsumsi remaja Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan remaja Kota Bekasi terhadap fenomena FOMO cenderung negatif. Pemaknaan ini berpengaruh terhadap kesadaran mereka akan pengalamannya terkait FOMO. Terdapat empat faktor pendorong (iklan, online shop, teman sepergaulan dan lingkungan sekitar, diskon atau potongan harga, idola atau role model) dan satu faktor penghambat (ekonomi atau keuangan) yang mempengaruhi perkembangan fenomena FOMO di kalangan remaja Kota Bekasi. Adapun dampak dari fenomena FOMO diantaranya intensitas penggunaan gadget yang tinggi, hilangnya rasa penghayatan terhadap barang yang dimiliki, jarang bersosialisasi, dan perilaku konsumtif. Menggunakan teori Masyarakat Konsumersime Jean Baudrillard, hasil dari analisis yang dapat disimpulkan yaitu remaja Kota Bekasi telah mengadopsi pola konsumsi berdasarkan pada sign value (nilai tanda). Selain itu, konsumsi telah dijadikan sebagai tolak ukur nilai dan identitas.} }