@mastersthesis{digilib64825, month = {January}, title = {PERLAWANAN ULAMA ETNIS TIONGHOA TERHADAP KOLONIAL BELANDA ABAD KE-19 DI PALEMBANG}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20201021001 Wela Celsi Anggela}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dr. Syamsul Arifin, S.Ag., M.Ag.}, keywords = {Perlawanan, Ulama etnis Tionghoa, Belanda, Kesultanan, Palembang.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/64825/}, abstract = {Penelitian ini mendeskripsikan rangkaian sejarah dari Perlawanan Ulama etnis Tionghoa terhadap Kolonial Belanda abad ke-19 di Palembang. Penelitian ini berangkat dari asumsi generik yang ada di tengah masyarakat Indonesia. Penulis mencoba meneliti persoalan ini karena seperti yang kita ketahui terdapat stigma negatif bahwa etnis Tionghoa merupakan etnis yang berkhianat terhadap bangsa Indonesia dan etnis yang hanya berwajah Konghucu, Budha Kristen, maupun Taoisme akan tetapi pada kenyataannya etnis Tionghoa ini ada juga yang berwajah Muslim dan tentunya ikut andil dalam menyebarkan agama Islam, serta membela tanah air dari penjajahan bangsa Eropa. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik dengan mengkaji gerakan perlawanan dan menjelaskan faktor dari perlawanan tersebut dan siapa yang memobilisasi perlawanan terhadap Kolonial. Prosedur penelitian sejarah ini meliputi empat tahapan: heuristik berupa pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi berupa pengklasifikasian data dan mencari hokum kausalnya, dan historiografi sebagai landasan yang dijadikan dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti menemukan faktorfaktor terjadinya perlawanan yaitu faktor: politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial, dari faktor tersebut timbulah perlawanan yang dimobilisasi ulama etnis Tionghoa. Ulama tersebut adalah Baba Muhammad Najib I yang bergelar Kiyai Demang Jayosepuh Wiraguno, Baba Abdul Khalik, Kiyai Demang Wiralaksono, Baba Balqiyah dan Baba Mas?ud, serta Kiyai Demang Jayalaksana merupakan Ulama yang memotori perlawanan secara tertutup dengan mencetak al-Quran secara Massal. Tujuannya untuk menjaga jati diri bangsa Melayu yang mayoritas Islam dari misionaris Kolonial Belanda.} }