%0 Thesis %9 Skripsi %A Ika Atania Rahmah, NIM.: 20105040033 %B Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam %D 2024 %F digilib:65282 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K Gerakan Sosial; Hermeneutika Paul Ricouer; Nasionalisme; Muslimat Nahdlatul Ulama %P 155 %T GERAKAN KEAGAMAAN MUSLIMAT NU CABANG KABUPATEN BREBES MELALUI PENGGUNAAN SYAIR “YAA LAL WATHAN” (TINJAUAN HERMENEUTIKA SOSIAL) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/65282/ %X Syair “Yaa Lal Wathan” merupakan warisan budaya Nahdlatul Ulama yang diciptakan oleh ulama masyhur, K. H. Abdul Wahab Chasbullah dengan latar belakang perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia. Syair “Yaa Lal Wathan” berisi pesan-pesan moral yang mengandung nilai-nilai nasionalisme yang dibingkai dalam ajaran-ajaran Islam. Hingga saat ini, syair “Yaa Lal Wathan” masih dikenal dan terus digunakan karena esensi yang terkandung dalam syair tersebut masih relevan dan dibutuhkan pada masa kini. Sebagai bagian dari gerakan sosial kegamaan Nahdlatul Ulama, Muslimat NU Cabang Kabupaten Brebes juga termasuk pihak yang ikut serta dalam melestarikan dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam syair “Yaa Lal Wathan”. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman syair “Yaa Lal Wathan” khususnya dalam konteks nasionalisme pada komunitas Muslimat NU Cabang Kabupaten Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis Hermenutika Paul Ricouer dan panduan teori gerakan sosial keagamaan. Dalam menganalisis data, peneliti melalui tahap-tahap yang dijelaskan Ricouer meliputi: pemaknaan literal, pembukaan cakrawala penulis, serta apropriasi/rekontekstualisasi. Adapun untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode wawancara snowball sampling dan observasi terlibat. Penelitian ini menghasilkan pembahasan tentang penggunaan syair “Yaa Lal Wathan” pada komunitas Muslimat NU Cabang Kabupaten Brebes serta pemahaman syair tersebut yang telah peneliti analisis menggunakan metode Hermeneutika Paul Ricouer. Hasil akhir dari pemahaman tersebut ditemukan tiga dinamika apropriasi yaitu: (1) syair “Yaa Lal Wathan” sebagai pemantik motivasi dalam mempertahankan kemerdekaan, (2) syair “Yaa Lal Wathan” sebagai simbol kebangkitan perempuan, dan (3) syair “Yaa Lal Wathan” sebagai alat memperkuat identitas komunitas. %Z Pembimbing: Adib Sofia, S. S., M. Hum.