@phdthesis{digilib65445, month = {May}, title = {PERUBAHAN PADA TRADISI BERSIH KALI SENDHANGBEJI DI KARANGMOJO, GUNUNGKIDUL, D.I.YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20107020002 Teguh Bashori}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Andri Rosadi., M.Hum.}, keywords = {Ritual Tradisi Bersih Kali, Perubahan Sosial, Perubahan Tradisi.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/65445/}, abstract = {Tradisi bersih kali merupakan upacara adat yang merupakan salah satu wujud dari rasa syukur masyarakat desa dalam melakukan hubungan batin dengan tanah dan air yang menjadi sumber penghidupannya berupa upacara yang dilaksanakan oleh warga masyarakat di Padukuhan Kulwo, Desa Bejiharjo. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan pada tradisi bersih kali Sendhang Beji di Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi dan juga dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari sumber data utama dan pendukung dengan menggunakan metode wawancara sementara data sekunder berasal dari beberapa literatur seperti buku, jurnal, artikel dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Pendekatan yang didasarkan pada teori perubahan sosial Emile Durkheim guna melihat perubahan sosial kebudayaan masyarakat dalam tradisi bersih kali Sendhang Beji di Padukuhan Kulwo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perubahan budaya yang terjadi dalam tradisi bersih kali yang ada di masyarakat Padukuhan Kulwo mengalami perubahan ritual sebelum Covid-19 dan pasca Covid-19. Pertama, pemimpin upacara tradisi bersih kali dahulu di pimpin oleh tokoh adat namun setelah meninggal dunia karena Covid-19 pemimpin upacara sudah diganti dan dipimpin oleh tokoh agama Islam. Kedua, doa dalam ikrar tradisi bersih kali dahulu menggunakan ikrar kejawen, namun saat ini ikrar yang dibacakan menggunakan ikrar bernuansa Islam menggunakan doa berbahasa arab. Ketiga, peserta tradisi bersih kali dahulu hanya diikuti oleh beberapa warga, saat ini peserta bersih kali mengalami peningkatan jumlah peserta yang hampir mayoritas warga mengikuti kegiatan tersebut. Keempat, tata cara pelaksanaan tradisi bersih kali dahulu prosesi kenduri makanan yang dibagikan langsung dimakan di tempat. Namun, saat ini makanan yang telah didoakan dibagikan kemudian dibawa pulang.} }