@phdthesis{digilib65453, month = {May}, title = {TREN DAN TIPOLOGI BUNUH DIRI DI KOREA SELATAN DAN JEPANG : SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20107020052 Roehan Bedrus Suja}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Ui Ardaninggar Luhtitianti, M.A.}, keywords = {Suicide, Trend, Typology, South Korea, Japan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/65453/}, abstract = {Menurut informasi terbaru dari World Health Organization (WHO), jumlah kasus bunuh diri di seluruh dunia mencapai 700 ribu. Lebih dari 77\% insiden bunuh diri global terjadi di negara-negara dengan tingkat ekonomi yang rendah dan menengah pada tahun 2019. Namun, Jika kita perhatikan dalam, dapat dilihat bahwa tingkat bunuh diri juga tinggi di negara-negara maju seperti Korea Selatan dan Jepang. Korea Selatan menjadi negara nomor satu dengan kasus bunuh diri tertinggi disusul oleh Jepang di Asia. Fenomena tersebut menarik perhatian peneliti untuk mengeksplorasi bunuh diri di negara-negara maju khususnya Korea Selatan dan Jepang. Penelitian ini bertujuan menggambarkan dan mentipologikan kasus bunuh diri di Korea Selatan dan Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif Deskriptif dengan Systematic Literature Review. Sebagai sebuah produk ilmiah, SLR merupakan penelitian yang mengumpulkan dan menyaring penelitian sebelumnya dalam satu topik yang dipilih dengan menggunakan urutan atau sistematika tertentu. Hasil-hasil dari penelitian tersebut kemudian diringkas dan disintesiskan, sehingga akan memperoleh gambaran mengenai topik tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua tipologi bunuh diri di Korea Selatan dan Jepang, yaitu individu dan struktur sosial. Pada level individu bunuh diri seringkali terjadi karena adanya perasaan kecemasan, merasa gagal, membebani dan tidak diinginkan. Pada level struktur sosial, perubahan sosial, regulasi sosial dan integrasi sosial memainkan peran besar dalam kasus bunuh diri di Korea Selatan dan Jepang. Pada penelitian ini Peneliti berfokus pada tipologi kedua, yaitu pengaruh struktur sosial di Korea Selatan dan Jepang. Struktur sosial yang ada memberikan tekanan yang menciptakan aturan-aturan yang mengatur perilaku individu. Bagi Individu yang tidak dapat memenuhi batasan tersebut memiliki risiko untuk melakukan bunuh diri. Disisi lain, lemahnya integrasi sosial juga berkontribusi sebagai faktor pendorong bunuh diri, individu yang terisolasi dari jaringan sosial mereka cenderung mengalami perasaan putus asa yang lebih dalam. Keterasingan sosial menyebabkan individu merasa kehilangan nilai dan peran yang berarti dalam masyarakat, yang akhirnya dapat menimbulkan pikiran untuk bunuh diri.} }