TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I., M.A. ID - digilib66007 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66007/ A1 - Devia Sindi Hidayah Putri, NIM.: 20105020046 Y1 - 2024/05/14/ N2 - Tradisi Mitoni merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan di Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Tradisi mitoni merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh Ibu hamil yang mengandung anak pertama dan dilaksanakan ketika usia kehamilannya menginjak 7 bulan. Tradisi mitoni dilakukan sebagai simbol permohonan dan pengharapan supaya anak yang dikandungnya diberikan keselamatan dan kemudahan dalam prosesi persalinan sekaligus anak yang dilahirkan nantinya menjadi anak yang memiliki budi pekerti yang baik serta berbakti kepada kedua orang tua. Fokus kajian dalam penelitian ini ialah stratifikasi sosial pelaksanaan mitoni yang mana akan dijelaskan apa saja perbedaan-perbedaan yang ada serta bagaimana perbedaan-perbedaan tersebut dipandang. Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis kualitatif, termasuk penelitian lapangan yang bersifat deskriptif dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi menggunakan teknik analisis data seperti reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Wawancara dilakukan dengan sesi tanya jawab tentang segala hal yang berkaitan dengan tradisi mitoni dan mengamati situasi lapangan. Subjek penelitian ini adalah kelas atas dan kelas bawah yang melaksanakan tradisi mitoni di Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Teori yang digunakan untuk menghubungkan dan menganalisis tradisi mitoni ini ialah teori dari Clifford Geertz yang menafsirkan kebudayaan sebagai sistem pola-pola makna yang terbentuk dalam simbol dan harus dipahami, diterjemahkan, serta diinterprestasikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stratifikasi sosial pelaksanaan mitoni terjadi dari bagaimana persiapan, jumlah tamu undangan, jumlah hidangan serta dari bagaimana pelaksanaannya. Masyarakat menganggap stratifikasi sosial dalam tradisi mitoni tidak memiliki dampak yang besar, karena mereka akan tetap mengantusias selagi niat pelaksana adalah melestarikan. Namun, untuk pelaksana yang berasal dari kelas atas cenderung lebih terlihat dan lebih dikenal oleh masyarakat daripada pelaksana kelas bawah ini bisa disebabkan dari jumlah tamu undangan. Perbedaan pelaksanaan kelas atas dan kelas bawah dapat disimpulkan karena kepercayaan, kemauan serta karena perkembangan zaman yang semakin pesat menyebabkan masyarakat lebih berani untuk modern. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Tradisi Mitoni KW - Kehamilan KW - Sesaji M1 - skripsi TI - STRATIFIKASI SOSIAL PELAKSANAAN TRADISI MITONI: STUDI KASUS DI DESA GENTING, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI AV - restricted EP - 140 ER -