%0 Thesis %9 Skripsi %A Putri Nurlaela, NIM.: 20105030110 %B FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2024 %F digilib:66025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Tipu Daya, Wanita, Qira’ah Mubadalah %P 116 %T MELURUSKAN PANDANGAN MISOGINIS DALAM Q.S YUSUF (12): 28 (KAJIAN PENDEKATAN QIRA’AH MUBADALAH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66025/ %X Di antara berbagai isu mengenai wanita, terdapat pandangan bahwa wanita dianggap lebih rendah, inferior, dan kurang baik dibandingkan pria yang dipandang superior, sebagai pemimpin dan atasan. Pandangan misoginis ini telah menjadi bagian dari masyarakat karena dianggap didukung oleh kaidah-kaidah ilmiah atau ajaran Islam, dengan dalil dari Al-Qur’an dan hadist Rasul. Namun, pandangan ini berasal dari beberapa interpretasi saja. Kesalahpahaman ini menjadi akar dari berbagai masalah yang menyangkut wanita. Di samping itu, dalam kehidupan publik, isu-isu tersebut dianggap sebagai kodrat wanita, menciptakan pandangan inferior terhadap mereka. Contohnya, dalam hal asal penciptaan wanita, kemampuan akal dan agama, kepemimpinan laki-laki diatas perempuan, pemukulan terhadap perempuan, wanita mayoritas penghuni neraka, perempuan adalah aurat, perempuan adalah makhluk pembawa sial, perempuan harus bersujud kepada suami, dan perempuan sebagai sumber fitnah. Penelitian ini akan membahas salah satu stereotipe tersebut yaitu tipu daya wanita yang termasuk stereotipe perempuan sebagai sumber fitnah. Di dalam Al-Qur’an terdapat contoh terkait tipu daya wanita yakni kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha yang terdapat pada Q.S Yusuf (12): 25-31, dan peneliti berusaha untuk meneliti dengan Qira’ah Mubadalah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan membahas mengenai penafsiran Q.S Yusuf (12): 25-31 dengan pendekatan Qira’ah Mubadalah dan kontekstualisasinya. Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan jenis data kepustakaan (library research), yakni dengan buku-buku, jurnal-jurnal, makalah serta dokumen-dokumen lainnya yang terhubung dengan masalah ini. Dalam analisis data penulis menggunakan deskriptif-analisis, yaitu dengan memberikan deskriptif misoginis, dan memaparkan historis kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha, kemudian diaplikasikan dengan perspektif Qira’ah Mubadalah. Langkah-langkah Metode Qira’ah mubadalah, yaitu: 1. Mengidentifikasi nilai-nilai prinsip ajaran Islam Al-Qur'an dan hadis. 2. Menemukan gagasan dari utama teks yang dianalisis. 3. Mengaplikasikan gagasan utama tersebut pada kedua jenis kelamin. Hasil dari penelitian ini: 1). Melalui penafsiran Qira’ah Mubadalah, ayat tersebut merupakan bagian dari teks Juz’iyyat, teks yang memiliki sifat implementatif dan dapat dimaknai ulanag secara mubadalah. Penafsiran Qira’ah Mubadalah memiliki tiga tahapan, langkah pertama, menemukan teks mabadi dan qawa’id untuk dijadikan pondasi pemaknaan. Teks mabadi’ yang terdapat dalam Q.S Yusuf (12): 28 adalah Q.S At-Taubah (9): 71, sementara teks qawa’id dari Q.S Yusuf (12): 28 adalah Q.S An-Nur (24): 30-31. Selanjutnya, menemukan gagasan utama dalam Q.S Yusuf (12) yaitu, dengan menghilangkan objek dan objek (perempuan dan laki-laku) maka gagasan utamanya adalah “Tipu daya”. 2). xvii Kontekstualisasi dari penafsiran Qira’ah Mubadalah pada Q.S Yusuf (12): 28 dalam pemaknaan Mubadalah yaitu, laki-laki dan perempuan keduanya dapat menjadi pemicu dan terpicu oleh godaan, dan agar terhindar dari hal tersebut, laki-laki dan perempuan harus saling menjaga imannya. Selain itu, penggunaan ayat Al-Qur’an untuk merendahkan suatu kaum tidak diperbolehkan apalagi tanpa melihat konteks ayat tersebut. %Z Pembimbing: Aida Hidayah S. Th. I, M. Hum.