relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66045/ title: PENAFSIRAN QS. AL-MAIDAH [5]: 82-86 PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA creator: Rahmat, NIM.: 20205031002 subject: 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir description: Ketika para da’i menyampaikan syiar agama Islam, ke berbagai tempat terutama daerah-daerah terpencil, yang bahkan di sana minoritas beragama Islam, atau ke tempat-tempat yang dicap sebagai tempat maksiat, pasti banyak penolakan-penolakan atau pro dan kontra. Contoh seperti dakwahnya Gus Miftah ke tempat klub-klub malam. Padahal beliau sudah 14 tahun berdakwah di sana. Bahkan para mad’unya pun tidak semuanya beragama Islam, menurut data hanya 50 persen yang muslim. Sisanya adalah penganut agama lain. Dari kasus penolakan di atas, penulis memberi penjelasan bahwa penolakan terhadap dakwah seharusnya tidak dilakukan, sebab mereka berdakwah menyebarkan syiar Islam pastilah dengan lemah lembut dan berkasih sayang. Namun, penolakan-penolakan tersebut berdampak kekhawatiran para da’i yang menyebarkan syiar Islam. Berangkat dari hal tersebut, penulis perlu mengkaji penafsiran QS. Al-Maidah [5]: 82-86 dengan menggunakan pendekatan ma’na-cum-maghza. Dengan menggunakan pendekatan ini maka penulis akan menggali tiga unsur tersebut yaitu ma’na at-tarikhi (makna historis), maghza at-tarikhi (signifikansi fenomenal historis) dan maghza al-mutah}arrik (Signifikansi fenomenal dinamis). Penulisan ini tergolong kepada penulisan Kualitatif-Kepustakaan yang didukung dengan sumber data klasik dan dipadukan dengan keilmuan modern lainnya. Adapun hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa ma’na at-tarikhi (makna historis) ayat ini (1) Kedekatan Nasrani dan Islam terjadi pada masa Nabi Muhammad saw. Lafadz latajidanna diulang sebanyak dua kali menunjukkan adanya penekanan dan penegasan dari Allah swt. tentang kepastian dan motivasi semangat secara psikologis kepada Nabi Muhammad saw. terkait dakwah beliau. Bentuk penegasan dan penekanannya ada pada lam taukid sebagai penguatan kepada Nabi akan kepastian janji Allah swt. (2) Ibrah dari ayat tersebut adalah Allah swt. Ingin menunjukkan kepada Nabi Muhammad saw. bahwa tidak selamanya yang berbeda dengan Islam akan merusak, mencemooh, mengganggu, bahkan menindas. Tapi juga ada umat lain yang sangat dekat, bahkan siap melindungi, memberi suaka perlindungan kepada Islam; (3) Adanya model dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. yakni model dakwah persuasif melalui surat melahirkan hubungan diplomatik. Implikasi dari ma’na-cum-maghza adalah menemukan maghza al-mutah{arrik (Signifikansi fenomenal dinamis) yakni fungsi dari QS. Al-Maidah [5]: 82 sebagai motivasi dan semangat akan janji Allah yang pasti mendapati akan ada yang mau menerima dakwah, mengikuti dan belajar kepada para da’i. Sebagaimana telah disebutkan As-Sya’labi bahwa setiap kebenaran pasti akan ada penolakan namun beriringan dengan itu pasti akan ada yang menerima ajaran tersebut bahkan akan ada yang saling kasih mengasihi date: 2024-05-22 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66045/1/20205031002_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66045/2/20205031002_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Rahmat, NIM.: 20205031002 (2024) PENAFSIRAN QS. AL-MAIDAH [5]: 82-86 PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.