relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66049/ title: GENEALOGI TAFSIR EKO-TEOLOGI DI ERA PERTENGAHAN: ANALISIS Q.S. AL-A’RAF [7]: 56 creator: Muhammad Ilham Sofyan, NIM.: 21205032053 subject: 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir description: Kecenderungan tafsir ekologis yang belakangan sangat massif dilakukan oleh kesarjanaan tafsir, termasuk Indonesia sebagai respon krisis lingkungan ternyata tidak sebatas digerakkan oleh khazanah penafsiran kontemporer (modern). Namun, wacana ekologis sudah terpotret dalam dinamika konten- konten tafsir di era pertengahan, khususnya muatan protektif (min h}ais al-ada>m) pada Q.S. Al- A'raf [16]: 56. Kecenderungan produk tafsir era pertengahan yang banyak diklaim repetitif, dogmatis dan ideologis ternyata memiliki dimensi dan signifikansi etika lingkungan yang tidak tunggal. Untuk menelaah lebih lanjut, peneliti bermaksud menjawab tiga rumusan masalah: a) Apa saja pola pemaknaan eko-teologi dalam penafsiran QS. al-‘Ara>f [7]: 56 di Era Pertengahan. b) Bagaimana tipologi epistemik pada pemaknaan eko-teologi dalam penafsiran QS. al-‘Ara>f [7]: 56 di Era Pertengahan. c) Bagaimana alur genealogis pada pemaknaan eko-teologi dalam penafsiran QS. al-‘Ara>f [7]: 56 di Era Pertengahan. Penafsiran ayat tersebut oleh Mufassir pertengahan dikategorisasikan berdasarkan kerangka etika lingkungan, kemudian dianalisis episteme (sistem pengetahuan) untuk ditemukan alur penafsiran secara genealogis. Penelitian ini termasuk dalam kajian kualitatif dengan teknik pengumpulan data library research. Data primer berupa penafsiran QS. Al-A’raf [16]: 56 dan literature lain yang melengkapi studi ini sebagai data sekunder untuk kemudian ditelaah dengan metode analisis konten (content analysis). Studi ini menemukan bahwa kecenderungan penafsiran kalimat la> tufsidu> fi> al-ard{i pada Q.S. Al-A'rashid al-syari>‘ah (ma>l, di>n, nasl, nafs, dan aql). Kedua, ekosentris dengan mengikutsertakan unsur non-manusia sebagai objek larangan perusakan di bumi. Ketiga, teosentris yang menjadikan penyimpangan spiritual seperti kufr, syirk, dan maksiat sebagai pangkal kerusakan di bumi. Ketiga model tafsir demikian dibentuk oleh epistem (sistem pengetahuan) yakni nalar burha>ni, nalar teologi (baya>ni-’irfa>ni ) dan nalar representatif. Nilai kebenaran dalam nalar epistemik yang dipegang oleh setiap mufassir menunjukkan alur genealogis yang membuat mereka sama dan/atau berbeda dalam menyajikan konten tafsir. Konstruksi makna tidak dibangun atas relasi atau keterhubungan secara sistematis lewat transmisi sebagaimana umumnya. Tidak ada idominasi legitimatif seperti riwayat dan relasi antar mufassir secara eksplisit. Namun model pemaknaan lebih pada pengulangan redaksional dan elaborasi makna. Misalnya dominasi corak teosentris diatas corak lain dengan penggunaan term syirk dan maksiat secara redaksional tanpa disandarkan pada riwayat atau relasi antar mufassir menunjukkan maksud ayat yang sudah dipahami secara umum. Genealogi yang terbangun adalah keseragaman redaksi penafsiran yang berangkat dari pemahaman umum, jelas, dan tidak dipersoalkan. Sehingga narasi dialektis tidak banyak muncul, hanya pengulangan materi penafsiran karena nilai kebenaran yang dipegang oleh Mufassir tidak berbeda. Proses itu juga terjadi pada dua corak ekologis yang lain (antroposentris, ekosentris). Persoalan baru yang muncul adalah sejauh mana perbedaan itu diungkap dalam wacana baru yang lebih diskursuf dan sistematis. Penulis menyadari bahwa temuan epistemik atas penafsiran Q.S. Al-A'ra>f [16]: 56 oleh mufassir abad pertengahan tidak lantas menjadi faktor utama dalam dinamika penafsiran. Penggalian wacana tafsir yang lebih dalam dan luas sangat penulis harapkan pada studi lain agar mampu menyikap khazanah intelektual penafsiran al- Qur'an secara umum. date: 2024-01-30 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66049/1/21205032053_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66049/2/21205032053_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Muhammad Ilham Sofyan, NIM.: 21205032053 (2024) GENEALOGI TAFSIR EKO-TEOLOGI DI ERA PERTENGAHAN: ANALISIS Q.S. AL-A’RAF [7]: 56. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.