%0 Thesis %9 Masters %A Nurhanipah Harahap, NIM.: 22205011023 %B FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2024 %F digilib:66052 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Tradisi Mangupa, Suku Mandailing, Konstruksi Sosial %P 136 %T TRADISI MANGUPA SUKU MANDAILING DALAM KONSTRUKSI MASYARAKAT RANTAU PRAPAT, SUMATERA UTARA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66052/ %X Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai konstruksi tradisi mangupa suku Mandailing dalam masyarakat Rantau Prapat. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah daerah Rantau Prapat, Sumatera Utara. Tradisi mangupa merupakan salahsatu kebudayaan lokal suku Mandailing bernuansa kegiatan ungkapan rasa syukur diselingi dengan pemberian do’a kepada Tuhan dengan harapan agar diberi keberkahan hidup. Ritual tradisi mangupa ini merupakan acara puncak dari setiap acara adat Mandailing. Adanya kemajuan ideologi dan modernisasi menjadikan sebuah tradisi bersifat kondisional. Hal ini terjadi di wilayah daerah Rantau Prapat yang terletak di Sumatera Utara dengan keragaman masyarakat dari berbagai suku dan kebudayaan. Hadirnya kearifan lokal suku Mandailing (tradisi mangupa) di wilayah Rantau Prapat, Sumatera Utara memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakatnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) menggunakan pendekatan filsafat sosial. Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer (data yang ditemukan di lapangan) dan sekunder (data yang ditemukan dalam tulisan referensi terkait mangupa). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik triangulasi: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penulisan tesis ini menggunakan kerangka teori konstruksi sosial Peter L. Berger serta meminjam teori solidaritas Emile Durkheim. Hasil temuan dari penelitian ini ialah : tradisi mangupa merupakan salahsatu adat budaya masyarakat Mandailing yang telah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu. Tradisi mangupa dikenal dengan nama tradisi paulak tondi tu badan (mengembalikan semangat ke badan). Biasanya mangupa dilaksanakan dalam berbagai acara seperti: pernikahan, lahiran daganak, memasuki rumah baru dan lainnya, dimana tradisi mangupa sebagai realisasi hajat keluarga yang ingin disampaikan dengan pemberian nasehat, do’a dengan menghidangkan seperangkat makanan pangupa sebagai simbolisasi rasa syukur kepada Tuhan diberikan kepada yang di upa. Konstruksi sosial tradisi mangupa suku Mandailing masyarakat Rantau Prapat terbentuk melalui tiga tahap yakni, Eksternalisasi tahap dimana tradisi mangupa ini merupakan tradisi suku Mandailing yang telah mendarah daging, telah ada sejak zaman nenek moyang, Tahap objektivasi pada tradisi mangupa masyarakat Rantau Prapat ini ialah tradisi mulai terbentuk disebabkan oleh adanya kebiasaan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat suku Mandailing Rantau Prapat, Tahap dialektik terakhir yakni Internalisasi ialah tahapan dimana masih adanya keinginan para masyarakat Rantau Prapat setempat untuk melestarikan tradisi lokal dan menganggap tradisi mangupa sebagai sesuatu aset yang berharga dalam hidup bermasyarakat. %Z Pembimbing: Dr. Muhammad Taufik, S.Ag., M.A.