@phdthesis{digilib66092, month = {August}, title = {GELIAT PENDIDIKAN ISLAM MENGHADAPI KEBIJAKAN ETIS PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA (STUDI MADRASAH TASYWIQUTH THULLAB DAN MADRASAH PERSATUAN NAHDLATUL ULAMA DI KUDUS, 1928-1942 M)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 16120015 Mochamad Firman Kaisa}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dra. Himayatul Ittihadiyah, M. Hum.}, keywords = {Pendidikan Islam, Politik Etis, Kudus, Kolonialisme, Madrasah TBS, MI NU Al-Huda.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66092/}, abstract = {Sejarah pendidikan Islam di Kudus tidak lepas dari peran para ulama. Sebelum Belanda datang, pendidikan Islam di Kudus sudah terbentuk melalui pengajaran-pengajaran yang dilakukan oleh para ulama di langgar/masjid dan pesantren. Setelah Belanda datang dan menerapkan kebijakan etis pada tahun 1901, pendidikan Islam di Kudus merespon dengan mentransformasikan sistem pendidikan langgar dan pesantren ke pendidikan klasikal berupa madrasah. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan umat Islam serta sebagai bentuk perlawanan karena tidak mau menerima sekolah ala barat yang didirikan oleh Belanda. Diawali pada tahun 1915 berdiri Madrasah Mua?awanatul Muslimin, kemudian di ikuti Madrasah Qudsiyyah (1919), Madrasah Tasywiquth Thullab (1928), Madrasah PNU (1932), Madrasah Ma?ahid (1937), dan Madrasah Darul Islam (1938). Berdirinya lembaga-lembaga tersebut tidak lepas dari geliat pendidikan Islam dalam menghadapi kebijakan etis pemerintah kolonial Belanda. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi politik untuk membantu menganalisis respon lembaga pendidikan Islam terhadap penerapan kebijakan Etis Belanda. Kemudian untuk memahami sikap perlawanan madrasah menggunakan teori perlawanan yang dikemukakan oleh Scott. Penelitian ini memakai jenis peneltian kualitatif dengan mengambil latar di Kudus. Subyek penelitiannya adalah Madrasah Tasywiquth Thullab dan Madrasah PNU. Pengumpulan data dengan cara studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Verifikasi data dengan cara membandingkan penelitian terdahulu dengan arsip yang ditemukan dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Selanjutnya data yang telah ditemukan disusun kemudian dianalisis. Setelah itu diolah dan dipaparkan secara kronologis. Sebelum bertransformasi menjadi madrasah, Madrasah Tasywiquth Thullab sebelumnya telah menerapkan sistem pendidikan pesantren. Sedangkan Madrasah PNU menerapkan sistem pendidikan langgar. Keduanya bertransformasi untuk menghadapi penerapan kebijakan etis. Proses transformasi yang dilakukan oleh kedua madrasah tersebut memunculkan beberapa respon. Keduanya merespon adaptif dan reaktif terhadap penerapan kebijakan etis.} }