@phdthesis{digilib66173, month = {May}, title = {IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) DALAM PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK BAHAN BAKU KAYU JATI (Studi Kasus: PT Plank Living Indonesia)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM: 20106060010 Salsadila Meita Vanessa}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Ir. Ira Setyaningsih, S.T., M.Sc, IPM, ASEAN Eng.}, keywords = {Supplier, Analytical Network Process (ANP), pengadaan bahan baku.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66173/}, abstract = {PT Plank Living Indonesia adalah perusahaan di sektor industri furniture export, yang berlokasi di Grojogan, Wirokerten, Kec Banguntapan Bantul, DIY. Pada saat ini PT Plank Living memiliki 4 pemasok kayu jati untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pemasok tersebut meliputi supplier A, supplier B, supplier C, dan supplier D. Dalam penentuan supplier, hanya berdasarkan pengalaman dan intuisi yang subjektif. Hal ini mengakibatkan beberapa masalah ketika proses pengadaan bahan baku kayu jati, seperti ditemukannya reject yang disebabkan oleh kualitas kayu yang buruk dan ketidaksesuaian pengiriman. Adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian pemilihan supplier bahan baku kayu jati menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) dengan harapan dapat ditentukan supplier terbaik. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, pembobotan pada masing-masing kriteria yaitu harga, kualitas, pelayanan, pembayaran, dan pengiriman yang nantinya akan diolah dengan menggunakan software superdecision. Berdasarkan hasil pengolahan data setiap kriteria memperoleh nilai bobot, yaitu harga (0.162029), kualitas (0.332809), pelayanan (0.209730), pembayaran (0.078602), dan pengiriman (0.061389), hal ini berarti bahwa kriteria kualitas merupakan kriteria yang terpenting diantara kriteria yang lain. Sedangkan hasil evaluasi supplier diperoleh bobot pada supplier A sebesar 0.043921, supplier B sebesar 0.043413, supplier C sebesar 0.030576, dan supplier D sebesar 0.03753. Berdasarkan hasil tersebut, maka supplier A memiliki bobot yang paling besar dan paling tinggi dan paling layak dijadikan supplier bagi perusahaan.} }