%A NIM.: 00510392 Zuhuruz Zarqo' %O Pembimbing: Drs. H.Fauzan Na'if, MA %T MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA MANAQIB TAREKAT QADIRIYYAH- NAQSABANDIYAH DESA LIMBANGAN KECAMATAN LOSARI KABUPATEN BREBES %X Tarekat Qadiriyyah-Naqsabandiyyah merupakan tarekat gabungan dari dua tarekat yaitu tarekat Qiidiriyah dan tarekat Naqsabandiyyah yang muncul menjadi tarekat sufi sekitar tahun 1850-an. Tokoh pertama kali yang menggabungkannya adalah Syekh Ahmad Khatib Sambasi seorang ulama asal Kalimantan. Sebagai lembaga keagaman, secara tidak langsung tarekat Qiidiriyyah-Naqsabandiyyah telah membangun sistem sosial organik yang cukup kuat di kalangan masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Salah satu upacara rutin yang dilakukan dalam tarekat ini adalah maniiqib. Maniiqib atau maniiqiban mempunyai beberapa pengertian yang intinya sama yaitu riwayat atau biografi seseorang yang menjadi panutan yang dalam hal ini adalah Syekh Abd. Qadir Al- Jailani. Dalam maniiqiban ini yang menjadi pusat teladan utama adalah Syekh Abd. Qadir al-Jailani sebagai pencetus tarekat Qiidiriyyah. Dalam maniiqib banyak sekali simbol yang telah menjadi kebiasaan yang digunakan para jamaahnya dalam rangka memeriahkan upacara tersebut. Penelitian ini hanya memfokuskan pada simbol dalam upacara maniiqib yang dilaksanakan di Desa Limbangan Losari Brebes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbol yang ada dalam setiap upacara maniiqib tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologis yang menggunakan metode kualitatif yang berusaha mengungkap kedalaman makna dari obyek yang diteliti. Pendekatan ini dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku subyek. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi (participant observation), interview (in-dept interview), dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa setiap simbol dalam upacara maniiqib memiliki makna yang berhubungan dengan harapan dan tujuan dilaksanakannya manaqib. Ada dua simbol dalam upacara manaqib tersebut, pertama simbol yang berbentuk benda berupa ayam yang bermakna keutamaan Syekh Abd. Qadir Al- Jailani, nasi tumpeng yang bermakna upaya penghapusan dosa, buah­buahan yang bermakna keteladanan terhadap sikap dan perilaku Syekh Abd. Qadir Al- Jailani. Kedua, simbol yang berbentuk syair dan tindakan seperti pujian, syair dan pembacaan riwayat Syekh Abd. Qadir Al- Jailani. Simbol ini selain bermakna mencari keteladan juga mengandung pengharapan untuk mendapatkan barakah dari Syekh Abd. Qadir Al- Jailani. %K pujian syair; makna simbol; Upacara Manaqib; nasi tumpeng; tradisi %D 2006 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib66537