relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66548/ title: REINTERPRETASI Q.S AL-SYU’ARA [26]: 128-129 TERKAIT FENOMENA FLEXING (ANALISIS PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA) creator: Audi Prameswari, NIM.: 20105030023 subject: 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir description: Penelitian ini berangkat dari maraknya perilaku menyombongkan harta yang dewasa ini dikenal dengan istilah flexing. Dalam konteks Al-Qur’an, perilaku menyombongkan harta tergambar dalam kisah kaum ‘A>d dalam Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129. Untuk melakukan pembacaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan ma’nā cum maghzā. Pendekatan ma’nā cum maghzā merupakan pendekatan yang dilakukan melalui tinjauan analisis tekstual dan kontekstual. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui makna historis (al-ma’nā al-tārīkhī) dari Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129, signifikasi fenomenal historis (al-maghzā al-tārīkhī) dari Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129, dan signifikasi fenomenal dinamis (al-maghzā al-mutaḥarrik) dari Q.S al-Syu’ara ayat [26]: 128-129 dalam hubungannya dengan fenomena flexing. Jenis penelitian ini berbasis pada penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan ma’nā cum maghzā. Sumber data primer yang digunakan adalah Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129, dan sumber data sekunder yang digunakan di antaranya, Kamus Arabic Lexicon, Mu’jam Maqāyīs al-lugah, al-Mufradāt fi> Garib Al-Qur’ān sebagai sumber dalam analisis bahasa, beberapa kitab tafsir era klasik dan modern, serta buku/artikel ilmiah/skripsi/tesis dan lainnya yang terkait objek penelitian. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini, yang pertama adalah menggali sisi kebahasaan teks, kemudian menjabarkan konteks historis dari Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129, baik berupa mikro maupun makro ayat tersebut, dan kemudian penulis hubungkan dengan fenomena flexing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, makna historis (al-ma’nā al-tārīkhī) dari Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129 adalah bahwa ayat tersebut merupakan repsons dari Allah untuk menenangkan diri Nabi dari kecemasan akan kaumnya yang menolak ajaran yang dibawa oleh Nabi, dimana kaum tersebut secara spesifik adalah kaum Quraisy Makkah yang pada masa itu terkenal akan gila kekayaan dan kekuasaan sehingga menimbulkan kesombongan pada diri mereka. Kedua, Signifikasi fenomenal historis (al-maghzā al-tārīkhī) terhadap Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129 adalah bahwa ayat tersebut mengandung larangan untuk tidak menggunakan kenikmatan yang Allah berikan hanya untuk kesombongan, karena hal tersebut termasuk perilaku yang sia-sia. Ketiga, signifikasi fenomenal dinamis (al-maghzā al-mutaḥarrik) dari Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129 dalam hubungannya dengan flexing, adalah bahwa perilaku flexing yang sedang marak terjadi merupakan suatu bentuk kesombongan dan kesia-siaan yang tidak sesuai dengan norma agama sebagaimana dalam Q.S al-Syu’ara [26]: 128-129. Dengan kenikmatan yang Allah berikan berupa kemajuan teknologi, manusia hendaknya menggunakan dengan baik sesuai kebutuhan, bukan hanya untuk menunjukkan kekayaan dan kemewahan yang dimiliki date: 2024-07-09 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66548/1/20105030023_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66548/2/20105030023_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Audi Prameswari, NIM.: 20105030023 (2024) REINTERPRETASI Q.S AL-SYU’ARA [26]: 128-129 TERKAIT FENOMENA FLEXING (ANALISIS PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.