%0 Book
%A Abbas Mahmoud Al-Aqqad, -
%A Habib [Editor], -
%C Yogyakarta
%D 2024
%F digilib:66644
%I Idea Press
%K Sarah, Fiksi, Kesusasteraan, Cinta
%T Sarah Sebuah Kisah Cintanya yang Abadi
%U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/66644/
%X Abbas Mahmoud Al-Aqqad bukanlah seorang pria biasa,  dan Sarah juga bukan wanita biasa. Sejarah tidak akan  melupakan kisah mereka tanpa dokumentasi yang  memadai. Novel “Sarah” mengungkapkan banyak rahasia  emosional antara pria dan wanita, menjadikannya satusatunya  novel karya Al-Aqqad yang besar dan kontroversial.  Sarah adalah seorang wanita muda yang cantik dan  terbuka, berusia 25 tahun, sedangkan Al-Aqqad adalah  seorang pemikir, penulis, dan intelektual berusia 32 tahun.  Percakapan mereka dipenuhi dengan taktik dan permainan  kata, berusaha menjaga hubungan cinta mereka tetap hidup.  Al-Aqqad menggambarkan Sarah sebagai seorang yang licik,  yang berusaha tampak berpendidikan dan sering berdiskusi  dengannya tentang segala hal, mulai dari novel, film, hingga  pemandangan budaya. Al-Aqqad mengakui bahwa Sarah  menyentuh salah satu minat terbesarnya, yaitu sastra, yang  terus berkembang di setiap era dan mencapai puncaknya  pada paruh pertama abad ke-20 (Al-Aqqad, 1943:).  Kisah mereka bermula dari tatapan, senyuman, salam,  percakapan, janji temu, hingga pertemuan. Dalam adegan  kedua novel ini, Al-Aqqad menggambarkan ritual janji temu mereka yang dipengaruhi oleh adat dan tradisi yang tetap  atau berubah seiring waktu. Pertemuan mereka sering terjadi  di bioskop, tempat yang sebenarnya tidak terlalu menarik  minat Al-Aqqad. Apa yang benar-benar mengganggu  pikirannya adalah apakah Sarah memiliki hubungan dengan  pria lain atau tidak, sebuah kecurigaan yang menghantui  setiap pikirannya (Al-Aqqad, 1943: 45).