@mastersthesis{digilib67207, month = {May}, title = {DINAMIKA SELF REGULATION SANTRI PENGAMAL QASIDAH BURDAH: STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM:: 21200011014 Fikri Hailal}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Raden Rachmy Diana, S.Psi., M.A., Psi}, keywords = {regulasi diri; santri; Qasidah Burdah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67207/}, abstract = {Regulasi diri merupakan rangkaian proses dari tindakan manusia dalam memposisikan diri untuk bersikap, kemudian diikuti tahap evaluasi terhadap diri sendiri sebagai bentuk penilaian tercapai atau tidaknya indikator kesuksesan yang telah ditentukan oleh subjektivitas manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah agar para santri pengamal Burdah mempunyai idealitas regulasi diri yang berkualitas dalam mengontrol hawa nafsu yang ada dalam diri. Sebagai pemantik diskusi adalah 1- bagaimana proses dinamika regulasi diri para santri pengamal qasidah Burdah?, 2- bagaimana dampak qasidah Burdah terhadap regulasi diri santri pondok pesantren Maulana Rumi Yogyakarta?, 3- apa saja faktor penghambat dan pendukung kualitas regulasi diri santri pengamal qasidah Burdah pondok pesantren Maulana Rumi Yogyakarta?. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif menggunakan perspektif fenomenologi. Prosedur pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui langkah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini, yaitu: 1) Pembentukan regulasi diri dikalangan santri pengamal qasidah Burdah: proses membangun habitus yang positif, menghindari kegiatan destruktif dan sia-sia, dan mengalami proses spiritual. 2) Dampaknya berupa: aktif mengikuti rutinan Burdah, mengamalkan nilai-nilai kandungannya, dan menambah intensitas jam belajar untuk mengkaji qasidah Burdah. 3) Faktor penghambat dan pendukungnya yaitu: a) Faktor penghambat ada dua: 1- Faktor internal: a. Mengalami rasa kantuk, males, bad mood, pikiran kemana-mana. b. Masih begitu awam dan masih kurang kaya akan kosakata bahasa Arab. c. Merasakan kejenuhan dan kebosanan saat menjalankan rutinitas pembacaan Burdah. d. Naik turunnya semangat dalam mengerjakan rutinan Burdah, pemahaman agama yang minim dan faktor bahasa. e. Merasa ada dorongan spiritual yang kuat saat bersama-sama melantunkan qasidah Burdah dan merasa berada di fase orang yang qanaah dan legowo. dan 2- Faktor eksternal: masih senang ikut-ikutan teman dalam perbuatan yang kurang pas, seperti rasa malas ikut rutinan Burdah. b) Faktor pendukung membuat daftar rutinitas harian, membangun motivasi yang kuat, dan menanamkan semangat fastabiqul khairat.} }