TY - THES N1 - Pembimbing: Drs. H.M. Habib, M.Ag ID - digilib67461 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67461/ A1 - Achmad Eddy Prasetyo, NIM.: 00110320 Y1 - 2006/04/06/ N2 - Hasil penafsiran merupakan sarana yang sangat membantu bagi pembaca untuk memahami secara mendalam tentang kandungan Al-Qur' an. Penafsiran ayat­ ayat di dalam Al-Qur' an tentang sifat-sifat Allah sebenamya merupakan bagian dari penafsiran Al-Qur' an secara keseluruhan. Menurut penulis sendiri, walaupun ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah di dalam Al-Qur' an sering diulang-ulang penyebutannya ternyata kurang mendapat perhatikan besar dari para pembaca Al-Qur'an, baik dari segi maknanya, bentuk-bentuk kalimat yang memaparkannya serta bagaimana cara memahaminya sebagai sebuah tema dalam Al-Qur'an secara khusus. Salah satu sebab kurangnya perhatian ini barangkali karena ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah letaknya terpencar di dalam Al-Qur' an, sehingga membutuhkan metode khusus untuk membahasnya. Adanya sifat-sifat yang dinisbatkan kepada Allah ditunjukkan dalam Al­ Qur' an dalam tiga bentuk: 1.ditunjukkan secara jelas, misalnya: Al-'lzzah, Ar-Rahmah, AI-Yad dan yang semacamnya. 2.terkandung dalam nama All misalnya: AI-Ghafur mengandung sifat luas ampunannya, dalam nama As-Sarni', Al-Bashir danjuga nama Allah yang lainnya. 3.ditunjukkan secara jelas dalam bentuk kata kerja atau ungkapan pensifatan yang menunjukkan adanya sifat-sifat. misalnya istiwii' di atas 'arsy, datang pada hari kiamat kelak dan yang semacamnya. Dalam pembahasan ini penulis berusaha mendeskripsikan salah satu metode penafsiran ayat-ayat tentang sifat Allah yang di terapkan oleh lbnu Taymiyah melalui pendekatan ilmu semantik. lbnu Tayrniyah sangat berpegang pada prinsip bahwa ayat-ayat yang termuat di dalam Al-Qur' an itu di sampaikan dengan bahasa arab yang dimiliki dan maknanya dipaharni oleh masyarakat bahasa yang hidup di masa turunnya Al-Qur'an yang memahaminya secara tekstual (dhiihiry). Berdasarkan basil penelitian diketahui bahwa tokoh ini memberlakukan ayat­ ayat tersebut secara tekstual. lbnu Tayrniyah menegaskan bahwa kata yang digunakan untuk mengungkapkan sifat All yang juga digunakan pada sifat makhluq, dipahami secara tekstual. Pemaharnan suatu kalimat sempurna secara tekstual menurutnya adalah pemahaman makna yang timbul dalam pikiran pembaca atau pendengar secara spontan dari suatu kalimat, dan pemahaman makna suatu kata berbeda-beda sesuai dengan perbedaan konteks kalimat dan indikasi yang mengiringinya yang berupa adanya struktur genetif, huruf, atau kalimat pengiring yang menjelaskan makna kata atau kalimat sebelumnya. lbnu Taymiyah-pun menolak adanya majaz di dalam bahasa arab, demikian pula dalarn Al-Qur' an karena akan berkonsekuensi merubah makna tekstual dan menetapkan makna baru. Dan pemahaman tekstual ini tidaklah berkonsekuensi adanya penyamaan antara sifat Allah dengan makhluq, karena bahasa adalah simbol yang tidak bisa mengungkapkan suatu yang konkret secara langsung dan lengkap. Berbagai bentuk konkret oleh suatu masyarakat bisa dinamai dengan satu nama karena dilihat dari satu segi yang menjadi titik kesamaan bagi semuanya, walaupun secara utuh masing-masing berbeda satu sama lain. Jadi makna kata sifat itu bisa dipahami secara tekstual, tetapi tidak berarti hakikat sifat Allah yang ghiiib itu secara otomatis bisa diketahui atau disamakan dengan sifat yang pemah dilihat. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Qur'an; Tafsir; Sifat Allah M1 - skripsi TI - AL-TAFSIR AL DALALI : Dirasah Fi Manhaj Tafsir Addalah Sifat Allah Fi Al Qur'an ?inda Ibnu Taymiyyah AV - restricted EP - 79 ER -