relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67544/ title: MA’NA KALIMAH RABBI WA MUSHTAQATAH FI AL QUR’AN: Dirasah Tahliliyyah Dalaliyyah creator: Rantiyani, NIM.: 01110407 subject: 297.13 Al-Qur'an - Analisis Bahasa description: Al-Qur'an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Di antara fungsinya adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia (hudan linnasi) dalam Surah Al-Baqarah ayat 185, An-Nahl ayat 89, dan Al-Isra' ayat 9. Dengan fungsinya sebagai petunjuk, Al-Qur'an adalah terang dan menerangi bagi siapa saja yang membacanya, mempelajarinya, mengambil petunjuknya, dan mengikutinya dari berbagai tinjauan dan pemahaman. Mengenai Al-Qur'an dari segi bahasanya, merupakan fenomena yang menarik lagi penting karena retorikanya dan keindahan-keindahannya yang banyak menyimpan rahasia dari nilai sastranya yang tiada tandingan (QS Al-Isra': 88). Orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa akan kesulitan memahami isyarat-isyarat Al-Qur'an dan mengambil hikmahnya secara luas dan mendalam. Oleh sebab itu, mempelajari Al-Qur'an melalui studi terhadap bahasanya menjadi sangat penting. Metodologi Semantik Semantik adalah studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa. Semantik merupakan bagian dari linguistik, jadi kajian semantik berkaitan dengan ilmu tentang makna suatu kata atau pengetahuan mengenai derivasi dan pergeseran arti kata atau struktur makna. Manusia diistilahkan sebagai penafsir (al-insan al-mufasir), yang harus teliti dalam menganalisis ayat demi ayat dalam Al-Qur'an. Dalam dunia semantik, lafadz dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman, di mana kata dapat kita artikan dan pahami. Semua itu tidak terlepas dari penyesuaian konteks (siyâqul kalâm). Di satu sisi, dalam dunia komunikasi, bahasa ditempatkan dalam bahasa yang signifikan sehingga orang dapat berkomunikasi melalui bahasa yang harus menyesuaikan situasi di mana bahasa tersebut diposisikan. Dari asumsi ini, bahwa bahasa dapat memenuhi syarat dengan keadaan (bahasa bersifat arbitrer). Hasil Penelitian Setiap kata dalam tiap bahasa di dunia selalu mengalami perubahan, pergeseran makna, ataupun perubahan makna yang disebabkan oleh faktor pemakai bahasa itu sendiri. Melalui pendekatan semantik, diharapkan dapat ditemukan definisi kata dhabba dan derivasinya dalam pandangan Al-Qur'an. Dalam skripsi ini, penulis menguraikan makna kata dhabba, derivasi kata dhabba serta kata-kata yang mempunyai hubungan dengan kata dhabba. Setelah memaparkan uraian di atas, penulis memperoleh kesimpulan bahwa: Kata dhabba dalam Al-Qur'an mengalami derivasi menjadi fi’il madhi, mudhâri' dan masdar. Makna musytarak adalah satu kalimat yang mempunyai ragam arti seangkatan konseptual kalimat atau kata yang maknanya dalam pikiran. Metodologi dalam skripsi ini adalah induktif, yaitu penyimpulan dari hasil penafsiran yang diperoleh dari pengumpulan data. Dalam skripsi ini, penulis menganalisis muatan nilai-nilai makna yang berkaitan dengan kata dhabba dalam Al-Qur'an. date: 2005-07-21 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: ar identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67544/1/01110407_BAB%20I_BAB%20PENUTUP%20dan%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf format: text language: ar identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67544/2/01110407_BAB%20II%20sampai%20BAB%20III.pdf identifier: Rantiyani, NIM.: 01110407 (2005) MA’NA KALIMAH RABBI WA MUSHTAQATAH FI AL QUR’AN: Dirasah Tahliliyyah Dalaliyyah. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.