%A NIM.: 01110498 Zainuddin Muslih %O Pembimbing: Dr. Alwan Khoiri, M.A %T Al-Qishah Al-Qishara 'Laisa Laha Makan Fi Al-jannah Li Nawa El-Saadawi (Dirasah tahliliyyah Nafsiyah Sigmund Freud) %X Obyek kajian skripsi ini adalah "al-Qishah al-Qashira 'Laisa Laha Makanunfi af-Jannah' Ii Nawal el-Saadawi (Dirasah Na.fsiyah Sigmund Freud)". Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Karya sastra juga mencoba untuk memahami kehidupan dengan suatu interprestasi lewat penciptaan dunia altematif atau dunia rekaan, termasuk cerita pendek. Cerita pendek, seperti "Laisa Laha Makanun fi al-Jannah" yang terdapat dalam antologi "Adabun am Qillatu Adab" karya Nawal el-Saadawi merupakan salah satu bukti dari keperdulian Nawal terhadap dunia psikologis perempuan yang dituangkan dalam karya sastra. Cerpen ini, tidak lain, menggambarkan berbagai kejadian yang berupa tekanan-tekanan psikologis yang dialami tokoh utama Zainab. Seperti perlakuan yang kasar dari orang-orang terdekatnya (Ayah, Suami maupun saudara-saudaranya.. Dalam penelitian ini, pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan Psikoanalisa Sigmund Freud, yakni kajian yang memfokuskan pada sisi kepribadian dan mental manusia serta pengaruhnya terhadap tingkah lakunya melalui refleksi bacaan yang terdapat dalam cerpen tersebut. Dari hasil penelitian ini ditemukan, kondisi mental tokoh Zainab yang tertekan oleh kekejaman yang dilakukan oleh sang ayah dan sang suami yang diharapkan mampu menjadi suami yang tulus mencintainnya justru tidak ada bedanya dengan apa yang telah dilakukan ayahnya. Setiap hari, Zainab selalu memimpikan kebahagian yang tidak kunjung tiba, bahkan kematianpun terasa lebih dekat kepadanya. Zainab mengalami delir, yaitu sebuah gangguan kejiwaaan yang menyebabkan penderitanya memberikan kepercayaan yang sama besar pada ciptaan imajinasi, khayalan, maupun pada persepsi nyata, sehingga si penderita membiarkan kelakuannya dibelokkan atau diarahkan oleh apa yang timbul dalam khayalannya. Cerpen "Laisa Laha makanun ti al-Jannah" ini, yang sarat dengan nilai, khususnya yang berhubungan dengan bias jender atau kekerasan terhadap perempuan. Kaum perempuan selalu tertindas dan diperlakukan secara tidak manusiawi. Ironisnya, perlakuan itu dilakukan oleh orang-orang terdekatnya, bisa ayah atau bahkan suaminya sendiri. Hal ini, sangat jelas terlihat dari peran tokoh Zainab Di samping itu juga, bahwa faktor sosial, budaya dan agama, turut ambit bagian dalam mempengaruhi kondisi mental tokoh Zainab. Bahkan ketiga faktor ini, sering dijadikan alasan pembenaran perlakuan kekerasan tersebut, sehingga sangat mendukung untuk memposisikan tokoh Zainab sebagai wanita yang sangat malang, yang tiada tempat untuk damai sekalipun di surga. %K Cerpen; Analisis Psikologis; Feminisme %D 2005 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib67666