%0 Thesis %9 Skripsi %A Anisa Mardotillah, NIM.: 20105030101 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2024 %F digilib:67719 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Kontekstual, Zurriyyatan Di’afan, An-Nisa’ Ayat 9 %P 101 %T APLIKASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED PADA TERM ZURRIYYATAN DI’AFAN SURAT AN-NISA’ AYAT 9 %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67719/ %X Term zurriyyatan ḍi’afan melalui beberapa penafsiran selalu dikaitkan dengan pentingnya aspek materiil dalam hidup. Penjelasan yang terdapat pada banyak tafsir terkait ayat ini yaitu untuk memperhatikan harta anak yatim agar mereka tidak menjadi keturunan yang terbengkalai. Hal ini dilandasi oleh pemaknaan ayat yang hanya dikaji secara literal teks Dewasa ini, problematika hidup semakin kompleks dengan beragam fenomena terkait penyimpangan norma yang dilakukan oleh generasi muda. Hal tersebut mengisyaratkan urgensi social yang perlu diperhatikan. Melihat hat tersebut, pemaknaan term żurriyyatan ḍi’afan jika dibatasi dengan pengertian mengenai lemahnya seseorang karena kondisi finansial atau materinya dianggap kurang relevan dengan konteks masa kini. Term żurriyyatan ḍi’afan perlu ditinjau melalui beragam penafsiran dari era pertengahan hingga modern untuk melihat pemaknaan term melalui perspektif yang lebih luas, dan untuk mencari pemaknaan yang lebih relevan dengan fenomena masa kini diperlukan penafsiran dengan pendekatan yang kontekstual. Dalam mencari pemaknaan yang mendekatkan kepada konteks masa kini, peneliti menyajikan interpretasi term żurriyyatan ḍi’afan pada surat An-Nisa’ ayat 9 melalui pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Pendekatan ini berbasis pada teori double movement milik Fazlur Rahman terkait pemahaman dua dimensi yaitu konteks awal pewahyuan dan konteks masa kontemporer sehingga menyajikan pemaknaan Al-Quran yang kontekstual. Melalui pendekatan kontekstual Abdullah Saeed ini, peneliti menggabungkan pemaknaan teks secara literal baik melalui analisis teks itu sendiri juga melalui beragam riwayat yang menyertainya dengan konteks sosial di era modern yang berkaitan dengan nilai serta gagasan utama yang terkandung pada ayat yang ditafsirkan sehingga pemaknaan bersifat kontekstual. Kajian tafsir kontekstual dengan menggunakan logika berpikir Abdullah Saeed disusun menjadi metode yang terdiri dari empat tahapan yaitu perjumpaan dunia teks, analisis teks melalui bahasa dan literer, pencarian makna penerima pertama, dan makna kontekstual di era modern. Dalam perspektif penerima pertama, didapati bahwa dalam surat An-Nisa’ ayat 9, term żurriyyatan ḍi’afan diartikan sebagai keturunan yang lemah merujuk kepada kondisi anak yatim karena hidupnya dapat terbengkalai tanpa harta sepeninggal wali yang memberikannya nafkah. Dalam analisis teks parallel, pemaknaan żurriyyatan ḍi’afan seharusnya tidak hanya membatasi pemaknaan dari melalui aspek materil jika dilihat dari ayat-ayat yang menyebutkan term żurriyyah dalam konotasi yang positif. Kontekstualisasi term żurriyyatan ḍi’afan dengan melihat urgensi sosial masa kini mempunyai makna yang lebih luas daripada lemah secara materiil, karena gagasan dan juga nilai dari surat An-Nisa’ ayat 9 mengenai term ẓurriyyatan ḍi’afan tidak berpaku pada penjagaan harta anak yatim, melainkan kewaspadaan terhadap keadaan yang dapat menjadikan seorang keturunan menjadi sulit dalam menjalani kehidupan, seperti lemah fisik, moral, mental, dan aspek lain yang mempengaruhi kualitas kehidupan seorang individu. %Z Pembimbing: Muhammad Hidayat Noor, S.Ag., M.Ag.