%A NIM.: 22205011021 Muhammad Aviv Nafiudin %O Pembimbing: Dr. Imam Iqbal, S.Fil.I, M.S.l %T AL JANIB AL AKHLAQI FI KHITAB AL KALAMI ‘INDA AL ASHA’IRAH: DIRASAH TAHLILIYYAH FI AL ‘ALAQAH BAIN AL WAHYI WA AL ‘AQL %X Mengulas dan menganilisis pemikiran etika Asya’irah merupakan upaya untuk mendudukkan turats Asya’irah dalam bingkai pembacaan yang relevan dan kontekstual di tengah arus pembacaan-pembacaan yang bercorak metafisis-teologis yang cenderung jauh dari aspek praksis kemanusiaan. Dalam diskursus filsafat etika Islam, yang menjadi persoalan mendasar adalah mengenai bagaimana para sarjanawan muslim klasik mengartikulasikan ethos Islam yang tersirat dalam Alquran ke dalam konsep-konsep dan teori-teori moral yang baku. Dalam upaya tersebut, sementara para ahli tafsir dan ahli hukum sangat bertumpu kepada teks-teks wahyu di satu sisi, sedangkan para filosof muslim menjadikan rasio murni serta pemikiran-pemikiran filsafat sebagai premis utama di sisi lain, lain halnya dengan para teolog Asy’ariyyah yang secara bersamaan mengelaborasi keduanya – teks-teks wahyu dan rasio – sebagai seperangkat metodologi untuk mengartikulasikan ethos Alquran tersebut. Majid Fakhry dalam hal ini mengemukakan dalam beberapa kesempatan bahwa Asya’irah bertumpu pada teks-teks wahyu dengan tidak mengabaikan kaidah-kaidah rasional dalam mengonstruksi pemikiran-pemikiran etikanya. Namun demikian, apa yang ditandaskan Fakhry tersebut menjurus kepada klaim yang bersifat presumtif- simplifikatif karena tidak didukung dengan uraian-uraian sistematis mengenai struktur relasi wahyu dan akal dalam pemikiran etika Asy’ariyyah. Pada titik inilah peneliti hendak menggarisbawahi perlunya kajian yang bersifat sistematis-kritis mengenai bagaimana teks-teks wahyu dan kaidah-kaidah rasional tersebut berperan dalam membentuk bangunan pemikiran etika Asy’ariyyah. Guna mencapai tujuan tersebut, penelitian kepustakaan-kualitatif ini menerapkan pendekatan filsafat etika dan filsafat ilmu. Pendekatan filsafat etika mengacu pada konsep-konsep kunci etika teologis (theological ethics) Majid Fakhry, yang dalam penelitian ini digunakan untuk merumuskan konstruksi pemikiran-pemikiran etika Asy’ariyyah. Sementara itu, pendekatan filsafat ilmu mengacu pada distingsi konteks perumusan (the context of discovery) dengan konteks justifikasi (the context of justification) sebuah ilmu ala John Herschel, yang pada tahapan selanjutnya dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis struktur relasi antara wahyu dan akal dalam membentuk konstruksi pemikiran-pemikiran etika Asy’ariyyah. Berdasarkan data-data yang telah dihimpun, dipaparkan, dan dianalisis, penelitian ini menyimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, dimensi etika dalam turats Asya’irah yang membentuk konstruksi pemikiran etika Asy’ariyyah terhimpun dalam tiga gagasan utama: (a) kehendak dan perintah Tuhan sebagai dasar kebaikan dan keburukan suatu tindakan dalam kaitannya dengan pujian dan ganjaran di dunia maupun di akhirat; (b) letak kebebasan manusia sebagai agen moral dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban tindakannya di satu sisi, dan determinasi kemahakuasaan Tuhan terhadap tindakan tersebut di lain sisi, yang terumuskan dalam teori “kasb”; dan (c) kemahakuasaan Tuhan sebagai basis keadilan-Nya terhadap manusia. Kedua, gagasan-gagasan yang telah disebutkan tidak bisa dilepaskan dari perananan teks-teks wahyu dan kaidah-kaidah rasional dalam mengonstruksi pemikiran-pemikiran etika Asy’ariyyah. Dalam terang filsafat ilmu kontemporer, teks-teks wahyu berperan sebagai instrumen dalam perumusan pemikiran-pemikiran etika Asya’irah, sementara kaidah-kaidah rasional berperan sebagai prosedur justifikasi pemikiran-pemikiran etika Asya’irah tersebut. Secara terperinci, prosedur perumusan pemikiran etika Asy’ariyyah berkenaan dengan: Alquran dan Hadis; dan ijma salaf. Sementara prosedur justifikasinya berkenaan dengan: metode dialektika; silogisme Aristotelian dan Stoa; prinsip logika al-kulliyyat al-khams; dan prinsip kausalitas. Dengan demikian, apa yang peneliti tandaskan dalam penelitian ini berkenaan dengan struktur relasi wahyu dan akal dalam konstruksi pemikiran etika Asy’ariyyah adalah sebagai bentuk afirmasi dan pada gilirannya akan memperjelas terhadap apa yang dikemukakan Majid Fakhry bahwa Asya’irah bertumpu pada teks-teks wahyu dengan tidak mengabaikan kaidah-kaidah akal dalam mengonstruksi pemikiran-pemikiran etikanya. %K Asy’ariyyah; Filsafat Etika; Etika Teologis; Kontek Perumusan; Konteks Justifikasi %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib67770