@mastersthesis{digilib67822, month = {August}, title = {PENAFSIRAN MAHMUD SYALTUT PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENGETAHUAN KARL MANNHEIM}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 22205031085 Muhammad Abdul Ghofur}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Subi Nur Isnaini, Lc., M.A.}, keywords = {Konstruksi Sosial, Pemikiran Tafsir, Sosiologi Pengetahuan, Mahmud Syaltut}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67822/}, abstract = {Penelitian ini menganalisis bagaimana konstruksi sosial memengaruhi pemikiran tafsir Ma{\d h}mud Syaltut dalam konteks perdebatan antara kaum tradisionalis dan modernis. Kaum tradisionalis menekankan pada keaslian makna teks al-Qur?an (tekstual), sementara kaum modernis mendorong penafsiran yang lebih fleksibel untuk menghadapi kompleksitas hukum dan relevansi zaman (kontekstual). Dalam hal ini, jika diteliti lebih lanjut ada beberapa tokoh seperti Kate Zebiri, Imarah, dan Khafaji yang menyatakan bahwa pemikiran dan penafsiran Ma{\d h}mud Syaltut dipengaruhi oleh gerakan modernis dan reformis. Dengan asumsi bahwa pengetahuan dibentuk oleh konstruksi sosial, tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemikiran Syaltut, proses serta dampak dari konstruksi sosial terhadap penafsirannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat analitis-kritis melalui sumber utama seperti kitab tafsir Al-Qur?an Al-Karim Al-Ajza? Al-?Asyarah Al-Ula, Al-Qur?an wa Al-Mar?ah, Al-Qur?an wa Al-Qital, dan Ila Al-Qur?an Al-Karim. Pendekatan sosiologi pengetahuan Mannheim diaplikasikan untuk mengidentifikasi faktor sosial yang memengaruhi tafsir Syaltut melalui proses determinasi dan relasionisme. Analisis ini bertujuan untuk memahami bagaimana konstruksi sosial membentuk sudut pandang Ma{\d h}mud Syaltut dalam menafsirkan al-Qur?an. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sosial yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemikiran tafsir Syaltut mencakup empat faktor utama: keadaan sosial, pendidikan, budaya dan bahasa, serta politik. Syaltut menunjukkan identitas dan ciri khas pemikirannya melalui interaksi dengan realitas yang mencakup perpecahan internal umat Islam, kultur sosial masyarakat Mesir, dan kebutuhan akan pembaharuan Islam. Konstruksi sosial memengaruhi penafsirannya, yang tercermin dalam pandangannya tentang persatuan umat, kembali kepada kemurnian syariat, dan pengajaran umat Islam. Temuan ini memperkuat pandangan Kate Zebiri, Imarah, dan Khafaji bahwa pemikiran tafsir Syaltut dipengaruhi oleh faham modernis dan reformis Muhammad Abduh.} }