TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Phil. Mu?ammar Zayn Qadafy, M.Hum. ID - digilib67847 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67847/ A1 - Nazilatul Adawiah, NIM.: 20105030016 Y1 - 2024/08/23/ N2 - Revivalis Salafisme merupakan sebuah masa dimana terjadinya gerakan-gerakan pembaharuan yang dimulai pada abad 18 dengan semangat gerakan pemurnian ajaran islam ?kembali kepada al-Qur?an dan Sunnah? dan berijtihad dengan pendapat yang paling benar menurut keduanya tanpa harus melakukan sebuah taklid buta terhadap suatu mazhab. Mengingat tekanan kaum Salafi untuk menjaga keyakinan mereka untuk tetap ?bersih? dari pengaruh luar, dibutuhkan rasa komitmen yang kuat terhadapnya kelompoknya dan segala hal yang diperjuangkan oleh kelompoknya sendiri. Instrumen ideologis terpenting yang digunakan oleh kaum Salafi untuk mewujudkan hal ini adalah ?al-wal?? wa al-bar???. Sebuah doktrin yang muncul dengan berbagai pendapat kapan pastinya istilah ini mulai digunakan, akan tetapi ajaran ini mulai popular di kalangan Salafi Wahabi dan dijadikan sebagai doktrin bagi mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, baik sesama Muslim maupun non-Muslim. Konsep yang merujuk kepada fatwa Ibnu Taimiyyah menyampaikan bahwa konsep al-wal?? wa al-bara? ini harus diusung kembali sebagai upaya untuk menjaga kemurnian agama islam, dan sebagai alat untuk melawan bid?ah. Lahir dari semangat pembaharuan, seorang mufassir dari India Muhammad ?iddiq ?asan Khan berhasil menulis kitab tafsir sebagai magnum-opus dari semua karya nya yang dinamai kitab Fat? al-Bay?n F? Maqasid al-Qur?an. Digadang-gadang sebagai karya yang mengawali sebuah mega proyek tafsir salafi pada masanya, tafsir ini diterbitkan sebagai respon atas wacana dalam dunia tafsir yang kala itu sedang gencar-gencarnya muncul metode tafsir hermeneutik. Untuk membendung wacana hermeneutik pada masa itu, para ulama Salafi memberikan respon dengan memunculkan tafsir-tafsir yang mengusung metode tradisional dengan jargonnya kembali kepada al-Qur?an dan Sunnah. Penyebutan tafsir salafi ini disematkan kepada orang-orang yang mengklaim diri sebagai penganut salaf as-Salih dan menerapkan segala lini kehidupan secara tekstualis berdasarkan al-Qur?an dan Sunnah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Library Research dengan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang sifatnya deskriptif serta cenderung memakai analisis untuk menjelaskannya dengan cara dikumpulkannya data, selanjutnya di analisis yang mendalam pada isi data tersebut, yang disebut dengan istilah content analisis. Pada penelitian ini penulis mencoba menganalisis penafsiran Muhammad Siddiq ?asan Khan terhadap ayat-ayat yang dijadikan landasan al-wala? wa al-bara? dengan menggunakan kitab Fat? al-Bayan Fi Maqasid al-Qur?an. Hasil analisis terhadap konsep al-wala? wa al-bara? melalui penafsiran ini peneliti menyimpulkan bahwa konsep al-wala? wa al-bara? menurut Muhammad Siddiq ?asan Kh?n dalam kitabnya adalah Al-Wala? wa Al-Bara? xvii sebagai sikap dan batasan untuk ber-muw?lah dengan non-muslim; Al-Wala? wa Al-Bara? sebagai bentuk perlindungan dan memelihara diri dari kekufuran; dan Al-Wala? wa Al-Bara? sebagai sikap bentuk pengingkaran diri terhadap orang-orang yang menyekutukan Allah. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Al-Wala? wa Al-Bara?; Salafi; Fat? al-Bayan F? Maqa?id al-Qur?an M1 - skripsi TI - KONSEP AL-WALA? WA AL-BARA? DALAM TAFSIR SALAFI ABAD-19: KAJIAN ATAS KITAB FATH AL-BAYAN FI MAQASID AL-QUR?AN KARYA MUHAMMAD SIDDIQ HASAN KHAN (1832-1889 M) AV - restricted EP - 166 ER -