%A NIM.: 21205021011 Izwan Ariadi %O Pembimbing: Dr. Ahmad Salehudin S.Th.I, M.A. %T KEMEGAHAN MASJID BERTOPANG KEMISKINAN MASYARAKAT (Studi Kasus Masjid Kembar di Kelurahan Karang Baru Kota Mataram) %X Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam yang memiliki makna mendalam baik secara spiritual ataupun material. Nusa Tenggara Barat yang terkenal dengan semangat keberagamaan yang tinggi dengan keberadaan masjid dapat dijumpai di setiap penjuru kota bahkan desa karna memiliki jumlah Masjid sangatlah banyak, Tercatat jumlah Masjid besar (Jami’) sebanyak 3.575 Masjid dan sebanyak 4.918 Masjid kecil. Masjid nurul Iman dan Masjid Nurul Yaqin merupakan dua landmark penting di wilayah Kelurahan Karang Baru, Kota Mataram. Kedua masjid ini memiliki peran sentral dalam kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat setempat. Kontestasi pembangunan masjid berdekatan menunjukkan adanya fenomena yang menarik untuk dipelajari. Pembangunan dua masjid dalam jarak yang relatif dekat mencerminkan adanya persaingan, kerjasama, atau dinamika sosial yang kompleks di antara komunitas Muslim di wilayah tersebut. Dengan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan dua bentuk rumusan masalah yakni: Mengapa Berkontestasi dalam Membangun Masjid di Karang Baru Kota Mataram, dan Bagaimana Pola Kontestasi antar Masjid nurul Iman dan Nurul Yaqin di Kota Mataram. Teori yang digunakan dalam mengkaji fenomena ini dengan menggunakan teorinya Pierre Bourdie tentang “arena” dan “capital symbolic”. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, dengan memperoleh data penelitian melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Serta analisis data dengan cara menguraikan dan memberi arti sesuai dengan data lapangan setelah itu dengan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi adanya kontestasi dalam membangun masjid di Kelurahan Karang Baru Kota Mataram adalah adanya dorongan iman, pengaruh gengsi harga diri yang kuat, adanya berbagai macam konflik yang terjadi di masyarakat, adanya skema politik di masyarakat, dan kontestasi membangun masjid yang berdasarkan pada pilantropi. Kedua, pola kontestasi dalam pembangunan masjid di Kelurahan Karang Baru yakni adanya pola kontestasi aliran keagamaan, pola kontestasi pengaruh gengsi dan harga diri, pola kontestasi politik dan ekonomi, pola kontestasi prestise dan identitas sosial, pola kontestasi pengaruh konflik dan tuntutan masyarakat, pola kontestasi program dan kegiatan masjid, pola kontestasi infrastruktur masjid, dan pola kontestasi kepemimpinan. %K masjid; ruang kontestasi; Kota Mataram %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib67917