@phdthesis{digilib68002,
           title = {KEABSAHAN TALAK: STUDI KOMPARATIF MAZHAB ASY-SYAFI'I DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA},
          author = {NIM.: 03360207 Farid Wijdil Mubarok},
            year = {2010},
            note = {Pembimbing: Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, M.A dan Drs. H. Wawan Gunawan, S.Ag, M.Ag},
        keywords = {Talak, Mazhab Syafi?i, UU No. 1 Th 1974, Perceraian},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68002/},
        abstract = {Pada masa sekarang ini masih banyak kalangan masyarakat yang
berpegang teguh terhadap aturan-aturan yang berada dalam kitab-kitab fikih klasik
mazhab Syafi?i. Hal ini dikarenakan pendapat mazhab Syafi?i sangat dominan di
Indonesia, mereka menganggap bahwa pendapat tersebut sudah bersifat final. Di
antara pendapat tersebut adalah tentang permasalahan jatuhnya talak.
Dalam kitab-kitab fikih klasik mazhab Syafi?i menyatakan bahwa talak
dapat terjadi dengan pernyataan sepihak, yaitu dari pihak suami, baik secara lisan
atau secara tertulis, secara sungguh-sungguh atau dengan bersenda gurau.
Sedangkan dalam Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Perkawinan No. 1
Tahun 1974 menyatakan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang
pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan telah berusaha dan tidak
berhasil untuk mendamaikan kedua belah pihak. Aturan ini berbeda dengan
aturan-aturan yang berada dalam kitab-kitab fikih klasik mazhab Syafi?i.
Dari sinilah penyusun anggap adanya perbedaan dalam masalah jatuhnya
talak, baik yang dikemukakan mazhab Syafi?i maupun Undang-undang No. 1
tahun 1974; Masalah ini penyusun anggap merupakan sebuah fenomena yang
menarik untuk dikaji. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penyusun
untuk menyingkap relevansi konsepsi hukum talak, mencari persamaan dan
perbedaan pendapat antara mazhab Syafi?i dan Undang-undang No. 1 Tahun 1974
dalam masalah talak serta berusaha untuk mengkompromikannya.
Sebagai sebuah penelitian ilmiah, maka dalam penyusunan karya ilmiah
ini kami gunakan seperangkat metode penelitian yang dapat menunjang dan
mengarahkan untuk dapat menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan agar sebuah karya ilmiah dapat mencapai apa yang diharapkan
dengan tepat dan terarah dengan menggunakan metode yang bersifat deskriptifanalitik,
kemudian menganalisisnya lebih lanjut untuk mendapatkan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang penyusun lakukan dapat disimpulkan bahwa
jika talak dapat jatuh dan terjadi dengan pernyataan sepihak, yaitu dari pihak
suami, baik secara lisan atau secara tertulis, secara sungguh-sungguh atau dengan
bersenda gurau, maka dikhawatirkan akan terjadi adanya tingkat perceraian yang
sangat tinggi dan sangat dirasakan oleh kaum wanita sebagai tidak adil, maka dari
itu Undang-undang mengatur bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan
sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak
berhasil mendamaikan kedua belah pihak, dengan bertujuan untuk mempersulit
terjadinya perceraian di masyarakat dan itu semua terkandung harapan agar suami
tidak mudah untuk menceraikan istrinya (li maslahatil ummah).}
}