@phdthesis{digilib68077, month = {August}, title = {PEMAKNAAN SIMBOL TRADISI LOKAL RASULAN DUSUN JAMBU DESA PLANJAN KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 17107020014 Taufik Rokhman}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Muryanti, S.Sos., M.A}, keywords = {Warisan Budaya, Rasulan, Makna Simbol, Makhluk Sosial}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68077/}, abstract = {Budaya atau tradisi merupakan salah satu cara pandang kehidupan sosial yang dapat berkembang, disebarkan sekelompok orang di suatu daerah tertentu secara turun temurun. Tradisi rasulan Gunungkidul misalnya, menjadi sorotan terutama di wilayah D.I.Yogyakarta. Tradisi rasulan diselenggarakan diseluruh wilayah Kabupaten Gunungkidul dengan ciri khas dan semaraknya rangkain penyelenggaraan rasulan. Melihat fenomena ini masih menjadi hal menarik untuk dikaji khususnya pada pemaknaan dari simbol-simbol dibuat dan diyakini sampai saat ini oleh masyarakat. Penelitian ini adalah peneletian lapangan yang bersifat deskriptif. Untuk menjawab rumusan masalah, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara langsung, dan dokumentasi dilokasi penelitian serta tambahan dari data sekunder. Penelitian ini memfokuskan pada pemaknaan simbol yang muncul dalam tradisi rasulan di Dusun. Pengumpulan data melalui wawancara langsung dilakukan peneliti berdasarkan arahan dari kepala dusun setempat guna memperoleh kedalaman informasi dan data yang akurat. Analisis data penelitian melalui tahapan pengelompokan data,reduksi data, model data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi budaya. Setelah mendapatkan data peneliti menganalisis dengan teori interaksi simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer. Dari hasil analisis data penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Tradisi rasulan di Dusun Jambu diartikan pula sebagai sedekah bumi, yang dimaknai sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan setelah satu tahun terakhir keberkahan hasil panen dan terhindar dari segala bencana dan mara bahaya, (2) tradisi rasulan bukan hanya sebagai warisan budaya nenek moyang, namun dengan seluruh simbol yang dibuat dimaknai sebagai bentuk penghambaan kepada Tuhan dalam kehidupan sosial, (3) tradisi rasulan sebagai media pemersatu antar warga masyarakat guna mempererat kerukunan, persaudaraan, dan semangat gotong royong} }