relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68134/ title: ANALISIS PEMBAGIAN HARTA WARIS KHUNSA (MENURUT IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM SYAFI’I PERSPEKTIF MAQASID AS-SYARI’AH) creator: Raihan Qodrian, NIM.: 20103060086 subject: 297.413 Perbandingan Mazhab description: Kajian fikih ibadah sudah menjelaskan tentang panduan dalam membagi harta waris yang ditinggalkan. Adapun peristiwa kelainan yang terjadi pada Khunṡa̅ musykil menjadi penyebab utama perbedaan dalam menetapkan pembagian harta waris. Pada dasarnya Allah menciptakan manusia dengan memiliki dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Khunṡa̅ adalah orang yang memiliki kelamin ganda (mempunyai penis dan vagina). Al-Qur’an menjelaskan pembagian waris dapat dibagikan sesuai dengan jenis kelamin yang pasti, apakah seseorang itu berjenis laki-laki atau perempuan dan tidak menyebutkan bagian waris pada khunṡa̅. Maka dalam skripsi ini penulis akan menjelaskan pembagian waris khunṡa̅ menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i dan meneliti pembagian tersebut dengan perspektif maqāṣid as-syarī’ah Skripsi ini menggunakan penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang difokuskan membandingkan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i tentang pembagian waris pada khunṡa̅ dengan mencari jawaban mendasar mengenai sebab perbedaan dalam membagikan waris pada khunṡa̅. penelitian ini bersifat deskriptif-analisis-komparatif yaitu menjelaskan, memaparkan, menganalisi dan membandingkan pendapat kedua Imam Mazhab secara sistematis terkait permasalahan kedua Imam tersebut. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan uṣhul fiqh dengan menggunakan teori maqāṣid as-syarī’ah. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, persamaan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i dalam menetapkan pembagian waris khunṡa̅ ghairu musykil, tetapi dalam menetapkan bagian waris pada khunṡa̅ musykil Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i berbeda pendapat. Imam Abu Hanifah membagikan waris pada khunṡa̅ musykil dengan memberikan bagian terkecil, berbeda dengan Imam Syafi’i yang memberikan bagian terkecil pada khunṡa̅ musykil dan ahli waris, tetapi ini bukan akhir dari pembagian tersebut, melainkan sisa harta ditahan lalu dibagikan kembali sampai status khunṡa̅ musykil jelas. Kedua, setelah menemukan perbedaan dan persamaan dalam menentukan pembagian waris pada khunṡa̅ musykil kemudian di analisis dengan maqāṣid as-syarī’ah, dengan perbedaan pandangan. Menurut kacamata maqāṣid as-syarī’ah Imam Abu Hanifah lebih condong pada hifz ad-dīn (menjaga agama) menurutnya tidak ada dalil khusus yang membicarakan tentang bagian khunṡa̅ musykil maka bagian terkecil diberikan dengan dalih bagian tersebut adalah yang paling meyakinkan. Sedangkan, Imam Syafi’i jika dilihat dari sudut pandang maqāṣid as-syarī’ah beliau lebih mengarah hifz an-nasl (Menjaga keturunan) karena khunṡa̅ musykil lebih banyak membutuhkan biaya selama masa hidup. date: 2024-08-19 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68134/1/20103060086_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68134/2/20103060086_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Raihan Qodrian, NIM.: 20103060086 (2024) ANALISIS PEMBAGIAN HARTA WARIS KHUNSA (MENURUT IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM SYAFI’I PERSPEKTIF MAQASID AS-SYARI’AH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.