TY - THES N1 - Pembimbing: Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag. ID - digilib68254 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68254/ A1 - Ummy Almas, NIM.:22205031053 Y1 - 2024/06/27/ N2 - Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa masalah sampah telah menjadi masalah yang sangat krusial yang dihadapi dunia saat ini, terutama di Indonesia. Salah satu pemicu masalah sampah ini adalah pola konsumsi masyarakat yang semakin tinggi serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal pemilahan dan pendauran ulang sampah. Jika tidak dihadapi dengan bijak, masalah sampah ini akan mengakibatkan kerusakan di bumi. Sedangkan dalam Al-Qur?an terdapat rambu-rambu untuk tidak melakukan sesuatu yang berlebihan ataupun sesuatu yang dapat mendatangkan kerusakan, yaitu ayat-ayat tentang larangan berbuat israf, tabzir, dan fasad. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membaca ayat-ayat tentang larangan berbuat israf, tabzir, dan fasad dengan pendekatan tafsir maqasidi dalam merespons isu sampah. Penelitian ini akan menjawab dua rumusan masalah, yaitu: pertama, bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang larangan berbuat israf, tabzir, dan fasad dalam Al-Qur?an dari perspektif tafsir maqasidi? Kedua, mengapa israf, tabzir, dan fasad dilarang dalam Al-Qur?an dan apa relevansinya dengan masalah sampah dari perspektif tafsir maqasidi? Sebagai upaya untuk menjawab dua pertanyaan di atas, penelitian ini memfokuskan pada ayat-ayat larangan berbuat israf, tabzir, dan fasad, terutama dalam QS. Al-A?raf [7]: 31, QS. Al-Isra? [17]: 26-27, QS. Al-A?raf [7]: 56, QS. Al-Baqarah [2]: 11, dan QS. Ar-Rum [30]: 41 dengan menggunakan pendekatan tafsir maqasidi. Pendekatan tafsir maqasidi adalah pendekatan tafsir yang berupaya mencari dimensi maqasid dari ayat-ayat Al-Qur?an yang didasarkan pada maqasid syariah dan maqasid Al-Qur?an. Oleh karena itu, diperlukan pembacaan terhadap ayat-ayat di atas untuk menggali maqasid ayat dan relevansinya dengan masalah sampah. Hasil penelitian ini terdiri dari dua kesimpulan. Pertama, melalui penelusuran penafsiran ditemukan bahwa israf, yang bermakna berlebih-lebihan atau perbuatan yang melampaui batas, tidak hanya berpusat pada harta, tetapi juga dapat terjadi dalam hal yang lebih umum seperti makan, minum, maupun berpakaian. Sementara itu, tabzir dalam Al-Qur?an hanya terdapat dalam QS. Al-Isra? [17]: 26-27, di mana tabzir merupakan perilaku yang lahir dari sikap israf. Tabzir di sini berarti menyia-nyiakan segala sesuatu yang masih memiliki nilai dan bisa dimanfaatkan. Mengenai penafsiran fasad melalui QS. Al-A?raf [7]: 56, QS. Al-Baqarah [2]: 11, dan QS. Ar-Rum [30]: 41 menunjukkan bahwa fasad memiliki makna yang lebih luas, bukan hanya kerusakan teologis atau yang berhubungan dengan agama seperti melakukan kemaksiatan dan kemusyrikan, tetapi juga mencakup kerusakan ekologi yang dapat berdampak pada lima maqasid syariah, yaitu jiwa, harta, agama, keturunan, dan akal. Kedua, analisis maqasidi di balik larangan israf, tabzir, dan fasad dan relevansinya dengan masalah sampah. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Israf; Tabzir; Fasad; Tafsir Maqasidi; Sampah M1 - masters TI - LARANGAN BERBUAT ISRAF, TABZIR, FASAD DAN RELEVANSINYA DENGAN PROBLEMATIKA SAMPAH (Studi Analisis Pendekatan Tafsir Maqasidi) AV - restricted EP - 111 ER -