@mastersthesis{digilib68282, month = {August}, title = {IMPLEMENTASI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN INKUBASI BISNIS PESANTREN: STUDI DI ASSALAFIYYAH MLANGI}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20200011071 Hasim Asy?ari}, year = {2024}, note = {Pembimbing: Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos.,M.Si.}, keywords = {Implementasi; Efektivitas; Kemandirian; BIBP; Assalafiyyah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68282/}, abstract = {Penelitian ini mengusung tema ?Implementasi dan Efektivitas Program Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren di Assalafiyyah Mlangi?. Tujuannya adalah mengetahui bagaimana implementasi dan efektivitas program BIBP di Assalafiyyah. Penelitian ini menjawab beberapa pertanyaan berikut 1) Bagaimana implementasi program Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren di Assalafiyyah dan apa saja hambatannya. 2) Bagaimana strategi Kementrian Agama dalam melaksanakan monitoring program BIBP agar sesuasi dengan Peta Jalan dan Juknis. 3) Bagaimana efektivitas program BIBP di Assalafiyyah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan memakai data-data kualitatif kemudian diolah menngunakan metode Miles and Huberman. Analisis menggunakan teori Implementasi George C. Edward III, teori Monitoring Riant Nugroho dan teori Efektivitas Ralph W. Tylor. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Implementasi program BIBP di Assalafiyyah Mlangi berjalan efektif sebagaimana Petunjuk Teknis BIBP. Efektivitas implementasi tidak lepas dari penggunaan variabel secara efektif. Variabel-variabel tersebut adalah komunikasi program, sumber daya program, disposisi dan struktur birokrasi. Di antara keseluruhan varibel, sumber daya manusia menjadi variabel yang paling berpengaruh. Sumber daya manusia ini terbangun dalam tim Manajemen ASA Mart yang menjalankan operasional bisnis minimarket. 2) Kementrian Agama menerapkan tiga strategi monitoring program BIBP. Ketiga strategi tersebut adalah, pertama, melibatkan pihak ketiga yang kompeten dan kapabel dalam menilai dan memverifikasi hal-hal teknis bisnis. Kedua, melakukan pendampingan dan mengumpulkan data melalui kuesioner yang telah dikembangkan. Ketiga, menjaga komunikasi non formal dengan pesantren penrima BIBP untuk mengawal dan memperbaiki program. 3) Program BIBP di Assalafiyyah dikategorikan efektif karena telah mencapai tujuannya atau nilai objektifnya. Efektivitas ini dinilai melalui indikator berikut, pertama, meningkatnya kapasitas pengelolaan mini market dari satu minimarket menjadi dua minimarket; bukan saja menopang operasional pesantren tapi berhasil menjadi generator ekonomi masyarakat sekitar. Kedua, menguatnya bisnis Assalafiyyah dengan adanya penguatan modal sebesar 36.8\% atau 186 juta dari rencana modal sebesar 500 juta. Ketiga, Assalafiyyah telah mencapai ?kemandirian pesantren? dengan adanya kontribusi unit usaha sebesar 20\% dalam operasional tahunan. Proporsi 20\% tersebut mengasumsikan nominal sebesar 2.2 milyar dari total operasional 11 milyar. Dengan menggunakan analisis George C. Edward III, implementasi program BIBP di Assalafiyyah Mlangi berjalan efektif karena telah memakai empat variabel secara efektif, yaitu variabel komunikasi, sumber daya, disposisi/attitude dan struktur birokrasi. Sedangkan analisis monitoring Riant Nugroho mempertegas bahwa monitoring BIBP berjalan efektif karena Kemenag memakai dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan monitoring on desk dan on site. Kemudian berdasar analisisi efektivitas Ralph W. Tyler menegaskan bahwa program BIBP di Assalafiyyah Mlangi dapat dikategorikan berhasil, karena telah mencapai 100\% tujuan program. Selain itu program tersebut berhasil memberikan dampak nyata baik bagi Assalafiyyah ataupun masyarakat sekitarnya.} }