%0 Thesis %9 Masters %A Mohammad Fattahun Ni’am, NIM.: 22200011144 %B PASCASARJANA %D 2024 %F digilib:68301 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Boikot, Israel, Julid Fi Sabilillah, Media Sosial, Palestina, %P 193 %T JULID FI SABILILLAH: GERAKAN VIRTUAL SOLIDARITAS PALESTINA DI INDONESIA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68301/ %X Dalam konteks konflik Israel-Palestina, media sosial telah berubah menjadi medan perang baru. Pertempuran virtual tersebut tidak hanya dilakukan oleh otoritas Israel dan Palestina, tetapi telah menyebar ke seluruh dunia antara aktivis pro-Israel dan pro- Palestina. Gelombang genderang perang dunia maya tersebut pada akhirnya beresonansi dan direspon oleh netizen Indonesia. Di Indonesia, gerakan Julid Fi Sabilillah muncul sebagai respon atas konflik Israel-Palestina, yang diprakarsai oleh Erlangga Greschinov, seorang influencer media sosial. Gerakan perlawanan virtual ini menyasar akun-akun pemerintah, pejabat, tentara IDF, dan aktivis pro-Israel yang dilakukan secara masif dan terstruktur. Berbagai aksi dilakukan untuk mendapatkan respon internasional dengan ikut andil dalam pusaran konflik Israel-palestina di dunia maya. Dalam aksi virtualnya, terlihat bahwa X dan Instagram merupakan pusat aktivitas utamanya, dengan penggunaan tagar utama #JulidFisabilillah (Dalam setiap operasi serangan sebenarnya gerakan ini menggunakan berbagai tagar sesuai dengan isu yang diangkat) yang memainkan peran sentral dalam menggalang partisipasi dan eksposur gerakan Julid Fi Sabilillah. Taktik utama gerakan ini adalah trolling dan ujaran kebencian dengan menggunakan komentar, meme, dan pesan-pesan kritis. Koordinasi melalui grup Telegram adalah aspek kunci untuk memastikan konsistensi dan sinergi antar anggota dalam aksi-aksi online. Tulisan ini menjawab pertanyaan mengenai bagaimana media sosial berperan sebagai platform evolusi aktivisme solidaritas digital dalam mendukung Palestina, bagaimana fenomena gerakan Julid fi Sabilillah bergulir dalam konflik Israel-Palestina dan apa motivasinya, serta mengapa gerakan tersebut muncul dan apa implikasinya?. Dengan etnografi digital, penulis mengeksplorasi pola komunikasi dan interaksi yang terjadi di ruang-ruang digital. Dalam tulisan ini penulis juga melakukan analisis media sosial dalam hal ini adalah content analysis dan social network analysis (SNA) yang kemudian dielaborasi dalam perspektif Islam dan Internet. Data dikumpulkan melalui dinamika gerakan ini di media sosial (Instagram, X, dan Telegram), workshop Julid Fi Sabilillah, grup media sosial, peran aktif peneliti dalam gerakan ini, dan dialog dengan pendiri dan anggota komunitas gerakan. Hasilnya ditemukan bahwa gerakan ini didirikan untuk melawan propaganda Israel di media sosial (Hasbara). Aksi perang virtual ini terjadi akbat arus globalisasi di mana internet menjadi perantara untuk mendukung Palestina. Mereka melakukan aksi boikot dan serangan virtual atas dasar faktor agama dan kemanusiaan. Faktor agama ditemukan karena banyak anggota yang berafiliasi dengan komunitas hijrah. Aksi solidaritas ini mencerminkan penerapan ajaran Islam tentang persaudaraan dan persatuan dalam konteks global, memobilisasi dukungan dan meningkatkan kesadaran internasional tentang isu Palestina, serta memperkuat identitas kolektif umat Muslim di era digital. %Z Pembimbing: Najib Kailani, S.Fil., MA. Ph.D