relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6834/ title: RELASI TUHAN DAN MANUSIA DALAM PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL creator: Kaminiasih,SIP, NIM. 04212420 subject: Aqidah Filsafat description: Pembahasan Relasi Tuhan dan Manusia pada hakikatnya tergantung pada cara pandang dan pemahaman sebuah agama: (1) Menunjukkan kehendak kreatif rasional terarah bagi ego (diri). Untuk memberikan penekanan pada individualita dari diri yang mutalk yaitu (ultimate ego). Dialah yang Esa dan Maha Segalanya, pernyataan ini ada dalam Konsep M.Iqbal mengenai Tuhan dan arti sembahyang. (2) Konsep diri manusia tentang kebebasan dan kekekalan jiwanya dengan menekankan individualita dan keunikan manusia. Iqbal menegaskan tentang nasib manusia sebagai kesatuan hidup. Adakah Relasi Tuhan dan Manusia dalam pandangan M. Iqbal? Kembali ke konsep Tuhan dalam pandangan Iqbal pada pengalaman agama yaitu makna sembahyang adanya penyatuan manusia. Artinya manusia butuh Tuhan. Tuhan butuh manusia dengan mempercayakan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Keunikan dari individualita inilah yang dinamakan ideal manusia sempurna (Insan Kamil) dalam pandangan M.Iqbal: dari segi kekekalan perorangan. Siapakah yang menjadi subyek dari pengecualian ini, kalau bukan mereka yang pada dirinya itu sanggup mencapai titik tertinggi penguasaan dirinya, walaupun dalam hubungan langsung dengan diri yang meliputi segalagalanya (Diri Mutlak) menurut Iqbal tentang Nur Ilahi pada diri manusia. Dalam catatan sejarah ada berbagai pandangan manusia tentang Tuhan, yaitu teisme (monoteisme), deisme, panteisme, dan panenteisme. Para penganut aliran ini sepakat tentang Tuhan sebagai zat Pencipta. Namun mereka berbeda tentang cara beraktivitas, dan hubungan Tuhan dengan alam dan manusia. Dalam aliran itupun terdapat beberapa pandangan yang dipelopori oleh tokoh yang berbeda latar belakang. Untuk lebih mendalami paham-paham, seseorang perlu menganalisis pandangan dunia tentang Tuhan satu per satu, agar dia bisa membedakan dan sekaligus mencari titik persamaan. Ditilik dari pengumpamaan manusia dengan Tuhannya disebut eksatologi. Untuk menyatakan keberadaan Tuhan digunakan argumentasi, bukan pembuktian. Argument ditujukan untuk mempertahankan kebenaran dan ketidakbenaran yang berhubungan dengan benda-benda fisik. Menurut penulis disinilah peran agama, sebagai ajaran pokok yang membahas tentang eksistensi Tuhan, relasi Tuhan dan manusia. Dan kemungkinan agama diperuntukkan hanya pada manusia dengan segala daya akalnya bias mengupas eksistensi Tuhan pada diri yang dikehendaki yakni sufi yang menurut ilmu tasawuf orang soleh yang sudah terbakar api Tuhan. Dia adalah Ia yang sirna di Diri yang Mutlak date: 2008-07-25 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6834/1/BAB%20I%2CBAB%20V.pdf format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6834/2/BAB%20II%2CIII%2CIV.pdf identifier: Kaminiasih,SIP, NIM. 04212420 (2008) RELASI TUHAN DAN MANUSIA DALAM PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.