relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68566/ title: KAPITALISASI TRADISI BERHAJI DI KALANGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) PADA MASYARAKAT SASAK DI DESA PENGADANG LOMBOK TENGAH creator: Muhammad Muzayyinul Wathoni, NIM.: 22205021006 subject: 297.267 Islam dan Seni, Islam dan Budaya, Seni Islam, Budaya Islam description: Gelar haji dalam masyarakat Pengadang, Lombok Tenga telah menempatkan individu pada tingkat sosial yang berbeda dan menjadi ikon kesalehan. Kondisi sosial yang demikian mengekspos cita-cita dan ambisi hidup muslim di Pengadang untuk pergi ke tanah suci. Meskipun wilayah ini termasuk daerah miskin jika dibandingkan daerah lain, namun faktanya yang terjadi justru minat masyarakatnya untuk berhaji tetap tinggi. Berbagai cara diupayakan seperti menjual tanah, pinjaman bank bahkan menempuh jalur sebagai TKI di Arab Saudi untuk bisa sampai di tanah suci. Status sosial dan identitas “haji” yang tinggi menjadi pendorong masyarakat di Pengadang untuk bisa melaksanakan haji. Tesis ini bertujuan untuk menyoroti tradisi berhaji yang ada di kalangan TKI di Desa Pengadang, Lombok Tengah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cultural Materialism yang dikembangkan oleh Marvin Harris. Sebagai sebuah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, penelitian ini menguraikan dan menganalisis konsep dari tradisi berhaji pada kalangan TKI di masyarakat Pengadang dan bagaimana cultural materialism menjadi konstruk budaya berhaji di sana. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu para pelaku haji TKI yang ada di desa Pengadang. Sedangkan sumber data sekundernya berupa buku-buku, jurnal, artikel dan sumber terpublikasi lainnya yang relevan dengan topik penelitian sebagai data pendukung. Data-data yang telah diperoleh melalui observasi, wawancara dan life history (studi tokoh) kemudian direduksi, disajikan, dan di verfikasi sehingga hanya berfokus pada data-data yang sesuai dengan tema tradisi Haji TKI di Pengadang. Hasil penelitian ini menemukan bahwa status haji merupakan simbol yang sangat istimewa dan dihormati dalam masyarakat Sasak di Pengadang. Gelar ini tidak hanya mencerminkan pencapaian religius tertinggi bagi seorang Muslim, tetapi juga menunjukkan status sosial yang tinggi. Menjadi Haji dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa, karena memerlukan komitmen spiritual, waktu, dan ekonomi. Namun, gelar haji yang awalnya memiliki makna sakral dan spiritual telah mengalami transformasi menjadi alat ekonomi yang signifikan. Tuan Haji di Pengadang dengan status religius dan kesalehannya dapat mereproduksi kapital melalui berbagai peran sosial seperti penceramah, pembaca doa, penasehat, mediator, pembina majlis taklim, dan tamu undangan dalam acara keagamaan. Setiap kegiatan ini sering kali dihargai dengan pemberian amplop berisi uang atau dalam masyarakat sasak menyebutnya sebagai "selawat". Dalam mereproduksi kapital sosialnya, tuan haji juga menempuh jalur dengan pernikahan, aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan, menjalin silaturrahmi dengan tokoh penting setempat dan membangun usaha. date: 2024-07-02 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68566/1/22205021006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68566/2/22205021006_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Muhammad Muzayyinul Wathoni, NIM.: 22205021006 (2024) KAPITALISASI TRADISI BERHAJI DI KALANGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) PADA MASYARAKAT SASAK DI DESA PENGADANG LOMBOK TENGAH. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.