relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68912/ title: KUASA TOKOH ADAT DALAM MENCEGAH PERNIKAHAN SEMARGA (Studi Pada Masyarakat Mandailing di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Sumatera Utara) creator: Ade Vira Chairuni, S.H, NIM.: 22203012100 subject: 340.57 Hukum Adat - Indonesia description: Salah satu suku di Indonesia yang tidak menggunakan sistem perkawinan endogami adalah suku Batak Mandailing, khususnya di Kecamatan Medan Helvetia. Masyarakat suku Mandailing memahami pernikahan endogami sebagai pernikahan semarga, merujuk pada praktik pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang berasal dari marga yang sama. Misalnya, marga Nasution menikah dengan marga Nasution, Hasibuan dengan Hasibuan, dan marga lainnya dengan marga yang sejenis. Adat ini sudah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang dan masih berlaku sampai sekarang. Larangan pernikahan semarga terdapat peran tokoh adat dalam mempertahankannya.Tokoh adat sebagai pemegang peran penting dalam struktur sosial, memiliki kewenangan untuk membentuk dan menguatkan norma-norma yang mengatur pernikahan dan hubungan kekerabatan. Tokoh adat memiliki otoritas dan pengaruh yang besar dalam masyarakat Batak Mandailing, sehingga mereka dapat memainkan peran yang signifikan dalam mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terkait pernikahan semarga. Tokoh adat mampu menjadi mediator yang efektif untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terkait hal ini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reseach). Sifat penelitian ini adalah deskriptif-Analisis. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sosiologis-cum maqashid, tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara wawancara yang dilakukan dengan masyarakat yang menjaga larangan pernikahan semarga sebanyak 12 orang, dan masyarakat yang melakukan pernikahan semarga sebanyak 8 orang, dan tokoh adat di Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 10 orang, kemudian melakukan observasi dan dokumentasi. Kemudian metode analisis data yaitu analisis kualitatif dengan menggunakan metode induktif. Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama larangan pernikahan semarga dalam masyarakat Batak Mandailing di Kecamatan Medan Helvetia melindungi kemurnian keturunan dan kesehatan genetik, sekaligus menjaga stabilitas sosial dan menghormati nilai-nilai budaya sebagai bagian integral dari identitas dan tradisi masyarakat. Kedua, tokoh adat di masyarakat Batak Mandailing di Kecamatan Medan Helvetia memainkan peran sentral dalam menegakkan dan menyebarkan norma adat larangan pernikahan semarga, memperkuat identitas budaya, dan tetap dinamis serta efektif dalam menjaga ketertiban, menyelesaikan konflik, dan mempertahankan warisan budaya meskipun menghadapi potensi resistensi. Ketiga, penerapan teori Maqashid Syari’ah dalam larangan pernikahan semarga di masyarakat Batak Mandailing di Kecamatan Medan Helvetia melindungi keturunan dan jiwa, menjaga kesehatan dan keanekaragaman genetik, dengan tokoh adat memainkan peran sentral dalam menegakkan aturan ini, memastikan nilai-nilai budaya dihormati dan stabilitas serta kesejahteraan komunitas terjaga dari generasi ke generasi. date: 2024-10-02 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68912/1/22203012100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68912/2/22203012100_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR%20%281%29.pdf identifier: Ade Vira Chairuni, S.H, NIM.: 22203012100 (2024) KUASA TOKOH ADAT DALAM MENCEGAH PERNIKAHAN SEMARGA (Studi Pada Masyarakat Mandailing di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Sumatera Utara). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.