%0 Thesis %9 Skripsi %A Muhammad Alfian, NIM.: 19101020027 %B FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA %D 2023 %F digilib:68981 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Biografi, Anregurutta, Kiprah Keagamaan, Sengkang %P 130 %T ANREGURUTTA H. MUHAMMAD YUSUF SURUR DAN KIPRAH KEAGAMAANNYA DI SENGKANG KABUPATEN WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN (1952-2012 M) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/68981/ %X Anregurutta H. Muhammad Yusuf Surur merupakan salah satu ulama lokal bersuku Bugis yang memiliki berbagai kiprah di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Walaupun ia seorang ulama, namun ia tidak seperti ulama-ulama masyhur di Sulawesi Selatan layaknya Anregurutta H. Muhammad As’ad, Anregurutta H. Ambo Dalle, dan lain-lain yang kisahnya telah dikenal dan banyak ditulis orang. Oleh karena itu penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang riwayat hidup serta kiprah keagamaannya di Sengkang guna menambah referensi mengenai ulama lokal di Sulawesi Selatan. Fokus penelitian ini ialah biografi dan kiprah keagamaan Anregurutta H. Muhammad Yusuf Surur di Sengkang. Oleh karena itu digunakan pendekatan biografi untuk memahami dan mendalami pribadi AG.H. Muhammad Yusuf Surur. Selain itu juga digunakan teori modal dari Pierre Bourdieu sebagai alat analisis untuk menjelaskan bagaimana Anregurutta H. Muhammad Yusuf Surur bisa berkiprah di bidang keagamaan di Sengkang Wajo. Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah Anregurutta H. Muhammad Yusuf Surur merupakan ulama lokal di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, dalam kiprah keagamaannya dapat digolongkan kedalam dua jenis. Pertama kiprah keagamaan di lembaga pemerintahan; kedua, di lembaga non-pemerintahan. Dalam kiprahnya di bidang keagamaan, Anregurutta H. Muhammad Yusuf Surur memiliki tiga jenis modal, yaitu: pertama, modal kultural berupa ilmu agama yang diperoleh dari proses pendidikan ayah dan saat bersekolah di Madrasah Arabiyah Islamiyah Sengkang, serta ilmu administrasi yang didapatkannya dari proses magang serta kebiasaan membuat catatan harian; kedua, modal sosial berupa latar belakang keluarga ulama dan murid generasi awal pendiri pondok pesantren tertua di Sulawesi Selatan; dan ketiga modal simbolik berupa reputasi yang diperolehnya setelah menjadi pengurus lembaga atau organisasi besar di Sengkang, baik di pemerintahan maupun non-pemerintahan %Z Pembimbing: Dr. Syamsul Arifin