@mastersthesis{digilib6903, month = {August}, title = {FENOMENA GOLPUT DALAM PEMILIHAN BUPATI TUBAN TAHUN 2006 DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM. 08234466 Nunuk Handayani}, year = {2011}, note = {Pembimbing : Prof. Dr. H. M. Abdul Karim, M.A., M.A.}, keywords = {fenomena golput, pemilihan bupati, politik islam}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6903/}, abstract = {Penelitian ini membahas Fenomena Golput dalam Pemilihan Bupati Tuban, yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 April 2006. Golput merupakan fenomena yang senantiasa terjadi dalam setiap pemilihan umum baik pemilihan presiden, legeslatif, gubernur sampai pemilihan bupati. Golput pada awalnya merupakan gerakan moral yang diproklamirkan pertama kali di gedung budaya Jakarta sebagai bentuk protes terhadap pemilihan umum yang diselenggarakan oleh negara pada waktu itu Golput selalu eksis dalam setiap pemilihan umum, hal ini dikarenakan sistem demokrasi karena dalam sistem ini rakyat diberikan kebebasan untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan khususnya dalam hal memilih kepala negara atau kepala pemerintahan. Memilih merupakan hak setiap warga negara yang telah dinyatakan dewasa oleh undang-undang untuk memberikan hak pilihnya dalam pemilihan umum yang diselenggarakan untuk memilih presiden, legeslatif, gubernur dan bupati. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan diskriptif-analisis yang menggunakan pendekatan perilaku. Dengan tujuan untuk memperoleh data secara langsung dari partisipasi dan informasi dari objek yang diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dengan pihak terkait, dan dokumentasi. Lokasi penelitian yang menjadi objek penelitian ini adalah kota Tuban, dengan alasan pemilihan bupati dan wakil bupati yang dilaksanakan pada tahun 2006 adalah pemilihan pertama yang melibatkan masyarakat secara langsung untuk ikut serta dalam pemilihan bupati dan wakil bupati, di mana pemilihan bupati sebelumya merupakan wewenang anggota dewan dengan sistem voting tanpa melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung. Setelah dilaksanakannya pemilihan bupati ternyata angka golput cukup tinggi, hal ini berkaitan dengan bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tuban Hasil penelitian ini adalah, banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya golput yang berkaitan dengan kondisi sosio-ekonomi, pendidikan dan juga peran KPUD (Komisi Pemilihan Umum daerah) sebagai penyelenggara pilkada (pemilihan bupati) terkait masalah DPT ( daftar pemilih tetap), sikap apatis masyarakat terhadap pilbub ini mengakibatkan angka golput dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalm hal ini bupati dan wakil bupati tuban sangat tinggi. Jika kekecewaan pemilih terus berlarut-larut dan makin bertambah pada pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah maka akan terjadi apatisme mayoritas yang akan membawa golput sebagai pemenang, hal ini akan melemahkan legitimasi kepemimpinan terpilih dan membahayakan kelangsungan pemerintahan yang sukses dan mensejahterakan karna kebijakan-kebijakan yg dikeluarkan tidak ditaati dan kurang mendapat respon positif dari masyarakat.} }