@mastersthesis{digilib6911, month = {March}, title = {TIPOLOGI TAFSIR AL-QUR?AN MAZHAB INDONESIA}, school = {UIN Sunan Kalijaga}, author = {NIM. 09213637 M. Nurdin Zuhdi, S.Th.I.}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Dr. Phil. Sahiron, M.A}, keywords = {TIPOLOGI, TAFSIR, AL-QUR?AN, MAZHAB, INDONESIA}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6911/}, abstract = {Kajian terhadap al-Qur?an selama ini telah dilakukan dari berbagai segi, terutama dari segi penafsirannya. Dimana setiap penafsiran selalu menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, bahkan sejak al-Qur?an tersebut di turunkan hingga sekarang. Setiap karya tafsir dalam khazanah intelktual Islam tidak akan pernah bisa untuk dilepaskan dari realitas, tujuan, kepentingan, dan tendensi tertentu. Jika dicermati munculnya dan berkembangnya karya-karya tafsir selama ini dari generasi kegenarasi tentu memiliki corak, karakteristik dan bahkan tipologi yang berbeda-beda. Bahkan setiap karya tafsir yang lahir memiliki bias kepentingan yang berbeda-beda. Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Salah satunya adalah adanya perbedaan situasi sosio?historis dimana sang penafsir hidup. Tidak terkecuali adalah karya-karya tafsir di Indonesia yang perkembangan. Dengan kerangka teori yang diarahkan pada pembacaan terhadap karya tafsir di Indonesia dari dua wilayah: (1) aspek metodologi karya tafsir, dan (2) aspek tipologi karya tafsir. Dengan dua wilayah tersebut kajian ini berusaha untuk menyingkap keunikan-keunikan dari segala aspek yang telah terjadi di dalamnya. Dalam kajian ini, karya tafsir yang dikaji sebanyak 29 karya. Dari jumlah tersebut telah ditemukan bahwa semua karya menggunakan metode tematik (maudhu{\ensuremath{>}}?i{\ensuremath{>}}). Model tafsir tematik ini kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: model tafsir tematik klasik dan model tafsir tematik modern. Pertama, dari jumlah 29 karya tafsir yang dikaji 5 diantaranya masuk ke dalam model tematik klasik; dan kedua, dari jumlah 29 karya tafsir yang dikaji, 24 diantaranya masuk ke dalam model tematik modern. Kemudian dari jumlah 24 karya tafsir yang masuk ke dalam model tamatik modern ini dikelompokkan lagi ke dalam dua kelompok, yaitu: tafsir tematik modern singular dan tafsir tematik modern plural. Untuk tematik modern singular telah ditemukan sebanyak 10 karya sedangkan untuk tafsir tematik modern plural telah ditemukan sebanyak 14 karya. Sedangkan dari segi tipologi karya tafsir tolok ukur yang digunakan adalah quasi-obyektifis tradisionalis, subyektivis dan quasi-obyektivis modernis. Dari analisis yang telah dilakukan terhadap 29 karya tafsir yang dikaji setidaknya ada 17 karya tafsir quasi-obyektifis tradisionalis. Sedangkan untuk pandangan subyektivis dari karya tafsir yang dikaji, belum ada satupun yang masuk pandangan subyektivis. Masih banyak para mufasir yang terlalu mensyakralkan metodologi yang telah mapan dalam ulum al-Qur?an dan tidak berani menggunakan ilmu bantu baru lainnya yang berkembang sehingga banyak produk tafsir yang stagnan. Kelompok ini masih hati-hati dan enggan menggunakan metode kontemporer, seperti hermeneutika. Kelompok inipun memandang metodologi baru seperti hermeneutika tidak layak dan tidak syah digunakan, bahkan mengharamkan. Kemudian untuk tiopologi yang ketiga, dari 29 karya tafsir yang dikaji dalam penelitian ini ada sebanyak 12 karya tafsir masuk golongan quasi-obyektivis modernis. Produk tafsir seperti tipologi yang ketiga inilah yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dan solusi bagi problematika kontemporer yang tengah berkembang. Karena prinsip dasar tipologi ini adalah kontekstualisasi ayat dengan tanpa meninggalkan makna asal (original meaning) ayat.} }