@phdthesis{digilib69351, month = {December}, title = {KISAH PERTEMUAN NABI MUSA DAN NABI KHIDIR DALAM Q.S. AL-KAHFI [18] : 60-82 ( STUDI ANALISIS TAFSIR MAQASIDI )}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18105030048 Naufal Fari? Al Mubarok}, year = {2024}, note = {Prof. Dr. KH. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag.}, keywords = {Qa{\d s}a{\d s} Al-Qur?{\=a}n, Tafsir Maqasidi, Q.S. Al-Kahfi [18]: 60-82, Nabi Musa dan Nabi Khidir}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69351/}, abstract = {Kajian mengenai kisah pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 60-82 cenderung dikaji sebagai kajian fiqh{\=i}, tarikh{\=i}, maupun riwa?{\=i}. Hal ini menurut hemat penulis dapat memalingkan dari tujuan asli dari kisah itu sendiri yaitu sebagai ibrah. Oleh karena itu, penulis menggunakan perspektif Tafsir maq{\=a}{\d s}id{\=i} yang memiliki tujuan untuk memahami Al-Qur'an supaya menelisik maksud dan tujuan yang terkandung di dalamnya. Berangkat dari hal itu, tulisan ini mengangkat dua rumusan masalah. Pertama, bagaimana konstruksi narasi kisah pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 60-82? Kedua, apa saja aspek maq{\=a}{\d s}id yang ada pada kisah pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 60-82? Perspektif yang digunakan dalam skripsi ini adalah perspektif tafsir maq{\=a}{\d s}id{\=i}. Adapun jenis penelitian ini adalah library research dan menggunakan perspektif tafsir maq{\=a}{\d s}id{\=i} Abdul Mustaqim. Skripsi ini berargumen bahwa dalam penafsiran yang menerapkan tafsir maq{\=a}{\d s}id{\=i} sebagai perspektif dalam ayat-ayat kisah, ayat tersebut tidak hanya dikaji dari aspek hukum, teologis, historis saja akan tetapi juga mengedepankan tujuan awal yaitu mewujudkan kemaslahatan umat manusia. Setelah menggunakan analisis tafsir maq{\=a}{\d s}id{\=i} terhadap kisah pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Q.S. Al-Kahfi [18]: 60-82 penulis menemukan beberapa aspek maq{\=a}{\d s}id{\=i}. Aspek maq{\=a}{\d s}id dari dimensi maq{\=a}{\d s}id syar{\=i}?ah (al-Kulliyat al-Khams) sebagai berikut, Pertama, narasi perjalanan Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidir, terdapat dimensi {\d H}if{\d z} Al-?Aql. Kedua, narasi pelubangan perahu, terdapat dimensi {\d H}if{\d z} Al-M{\=a}l. Ketiga, narasi pembunuhan anak (ghul{\=a}m), terdapat dimensi {\d H}if{\d z} Al-D{\=i}n, dan dimensi {\d H}if{\d z} Al-Nasl. Keempat, narasi penegakan dinding, terdapat dimensi {\d H}if{\d z} Al-M{\=a}l. Adapun aspek maq{\=a}{\d s}id dari dimensi Qur?anic Fundamental Values (Nilai Fundamental Al-Qur?an) sebagai berikut. Pertama, Nilai Kemanusiaan (al-Ins{\=a}niyah), yakni sopan santun terhadap orang yang lebih berilmu, keadilan dan perlindungan terhadap yang lemah, serta melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan. Kedua, Nilai Keadilan (al-??dalah), bersabar dalam menghadapi kesulitan dan bentuk keadilan Allah SWT kepada hamba-Nya, dengan mencegah kemudharatan yang lebih besar di masa depan Ketiga, Nilai Moderasi (Al-Was{\=a}{\d t}hiyyah), diantaranya moderasi dalam interaksi sosial, moderasi dalam menilai peristiwa, moderasi dalam bertindak untuk kebaikan, dan moderasi antara syariat dan hakikat. Keempat, Nilai kebebasan dan Tanggung Jawab (Al-{\d H}urriyah ma?al Mas{\=u}liyyah), diantaranya yaitu kebebasan dalam mencari ilmu dan tanggung jawab, kebebasan memilih dengan konsekuensi tanggung jawab, kebebasan dalam melakukan kebaikan dengan tanggung jawab sosial, dan kebebasan ilahi yang ditempatkan dalam kerangka tanggung jawab.} }